BUMN 'Dhuafa' Mau Jadi Induk Holding Pariwisata, Ini Progresnya

BUMN 'Dhuafa' Mau Jadi Induk Holding Pariwisata, Ini Progresnya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 20 Nov 2020 13:12 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Pemerintah bakal membentuk holding BUMN pariwisata dan pendukung. Dalam holding ini, PT Survai Udara Penas akan menjadi induk.

Seperti diketahui, Survai Udara Penas merupakan satu dari 9 BUMN yang dicap perusahaan sakit atau 'dhuafa'.

Beberapa BUMN akan menjadi anggota holding ini seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pembentukan holding ini bertujuan untuk mendorong pariwisata di Indonesia.

"Ini diperuntukkan untuk mendorong pariwisata Indonesia karena itulah kami sangat support karena kita percaya bahwa masa depan pariwisata Indonesia sangat cerah dan Garuda punya peluang yang sangat besar untuk berpartisipasi di situ," katanya dalam teleconference, Jumat (20/11/2020).

ADVERTISEMENT

Dia menuturkan, progres pembentukan holding BUMN pariwisata dan pendukung saat ini menunggu finalisasi peraturan pemerintah (PP). Dia memastikan Survai Udara Penas akan jadi induk.

"Progresnya menunggu finalisasi PP mengenai pembentukan holding di mana induknya adalah Penas," katanya.

"Kita tentu saja di area bukan area saya, bukan area manajemen. Kita menyediakan terus-menerus support dan data yang diperlukan sehingga pembentukan holding ini bisa terjadi," tambahnya.

Irfan bilang, berdasarkan diskusi terakhir PP holding ini akan terbit sebelum akhir tahun.

"Kita sih berdasarkan diskusi terakhir berharap sebelum akhir tahun ini PP pembentukan holding bisa terbit," ujarnya.

(acd/ara)

Hide Ads