Pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia turut mengganggu perekonomian global. Termasuk ekonomi nasional. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM) disebut bisa menjadi pendorong ekonomi untuk bangkit dari krisis.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko SA Cahyanyo mengungkapkan dibutuhkan transformasi skill mulai dari CEO untuk menuju industri 4.0.
Dia mengungkapkan, implementasi making Indonesia 4.0 akan mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Sehingga dapat mewujudkan asa Indonesia berada menjadi 10 negara ekonomi terbesar pada tahun 2030.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan itu butuh bimbingan mentoring untuk diharapkan banyak merangkul banyak pihak sehingga bisa bersama sama mentransformasi industri. Sementara industri itu tergantung dengan inovasi tanpa inovasi tidak akan bisa bertahan dan berdaya saing.
"Saya berharap kita semua bersama sama bisa mewujudkan ini semua, melalui 4.0 kita bisa memetakan industri dari mana, dan bisa membuat ekosistem industri 4.0 dan melibatkan seluruh stakeholder," kata Cahyanyo dalam keterangannya, Sabtu (21/11/2020).
Founder dan CEO IBIMA, Made Dana Tangkas mengungkapkan memang usaha kecil harus bertransformasi ke era digital. Hal ini juga untuk mendorong kegiatan perekonomian dan konsumsi yang saat ini sedang menurun.
"Digitalisasi harus dilakukan oleh usaha-usaha kecil agar bisa kembali memutar kegiatan perekonomian," kata Made.
Dia mengungkapkan Insan Bisnis dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA) bisa menjadi sebagai aggregator dan integrator think tank bisnis yang bisa memacu pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Dalam upaya membantu ekonomi untuk bangkit dan tumbuh di tengah krisis, dan upaya recovery & rebuild secara mandiri, dengan mengoptimalkan seluruh local resources di Indonesia, di antaranya melalui pemberian dukungan terhadap IKM, UMKM, Koperasi dan upaya riset & inovasi serta pengembangan Bisnis & Industri di masa pandemi.
(kil/fdl)