Resesi Belum Berakhir, Ekonomi Singapura Minus 5,8% di Kuartal III

Resesi Belum Berakhir, Ekonomi Singapura Minus 5,8% di Kuartal III

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 23 Nov 2020 08:42 WIB
Patung Merlion di Deli Serdang, Medan.
Foto: (citralandgamacityofficial/Instagram)
Jakarta -

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura atau Ministry of Trade and Industry (MTI) mengatakan Ekonomi Singapura minus 5,8% pada kuartal III-2020. Kontraksi itu lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan membaik dari kuartal sebelumnya.

Dikutip dari CNBC, Senin (23/11/2020) MTI melaporkan pertumbuhan ekonomi Singapura pada produk domestik bruto (PDB) telah tumbuh 9,2% pada kuartal III- 2020. Dibandingkan dengan pada kuartal -II yang berkontraksi 13,2%. Sebelumnya, ekonomi Singapura diperkirakan akan menyusut 7% pada kuartal III- 2020.

Kini, MTI memperkirakan ekonomi Singapura akan menyusut antara 6% dan 6,5% selama 2020 ini. Perkiraan itu lebih kecil dibandingkan perkiraan sebelumnya dengan kontraksi 5% hingga 7% selama 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut ekonom dari DBS Bank ekonomi Singapura membaik sebab negara itu mampu mengendalikan lonjakan kasus COVID-19. Sebelumnya Singapura seperti negara lain yang ekonominya anjlok akibat lockdown sepanjang kuartal II-2020. Namun, sejak Juni lalu pembatasan dicabut dan sebagian besar aktivitas beranjak normal.

"Keputusasaan dan kekecewaan yang telah mendominasi sebelumnya, namun kini secara bertahap memberi jalan, harapan dan optimisme pemulihan saat kita menuju ke 2021," tulis ekonom DBS.

ADVERTISEMENT

Ekonom DBS memperkirakan ekonomi Singapura akan berkontraksi sebesar 6% tahun ini, sebelum pulih ke pertumbuhan 5,5% pada tahun 2021.

Pada kuartal II ekonomi Singapura juga tercatat minus 41,2% dan dinyatakan resesi. Dengan pertumbuhan minus pada kuartal III, artinya, Singapura belum keluar dari zona resesi.

(zlf/zlf)

Hide Ads