Serangan-serangan Tajam Rizal Ramli: dari Ratu Utang hingga Pengemis

Serangan-serangan Tajam Rizal Ramli: dari Ratu Utang hingga Pengemis

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 23 Nov 2020 12:42 WIB
Rizal Ramli di semarang, 2/3/2019
Rizal Ramli/Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Jakarta -

Ekonom senior Rizal Ramli sering melontarkan pendapat yang menyerang pemerintah khususnya dalam pengelolaan utang. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini bahkan suka memberikan julukan-julukan dalam pendapatnya.

Berdasarkan catatan detikcom, Senin (23/11/2020), Rizal Ramli pernah menantang Sri Mulyani Indrawati untuk berdebat soal utang pemerintah, bahkan dirinya pernah memberikan julukan ke Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini sebagai 'Ratu Utang', dan yang teranyar adalah Indonesia pengemis utang.

Soal tantangan debat, bermula dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Mata Najwa. Pada saat itu orang nomor satu di Indonesia berkata bahwa kalau Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan ekonom-ekonom yang mengerti masalah makro juga saling beradu argumen didasari dengan angka-angka dengan basis data yang jelas itu bagus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendengar hal itu, Rizal Ramli pun meresponsnya dengan siap melakukan debat terbuka terkait utang luar negeri dengan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Tidak hanya debat, Rizal Ramli pun kembali melontarkan kritikannya lewat Twitter.

Si Raja Kepret ini menyebut Menkeu cocok sebagai 'Ratu Utang' karena jumlah utang pemerintah naik drastis. Pada April 2019, utang pemerintah dalam setahun bertambah Rp 347,8 triliun.

ADVERTISEMENT

Penambahan utang tersebut terhitung dari April 2018 sebesar Rp 4.180.61 triliun menjadi Rp 4.528,45 triliun di April 2019.

"Utang Pemerintah Setahun Naik Rp 347T. Nyaris Rp1 Triliun per hari!. Kok prestasi tertinggi ngutang? Wong Menkeu "Ratu Utang" dipuja2 kreditor karena berikan bunga tertinggi di ASEAN," cuit akun @RamliRizal, Jumat, 17 Mei 2019.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Yang terbaru, Rizal Ramli menyebut Indonesia sebagai pengemis utang. Pernyataan itu dilontarkannya lewat akun Twitter pribadinya di @RamliRizal pada 20 November 2020.

"Mas @Jokowi, mau dibawa kemana RI ? Surat utang bunganya semakin mahal. Untuk bayar bunga utang saja, harus ngutang lagi. Makin parah. Makanya mulai ganti strategi jadi "pengemis utang bilateral" dari satu negara ke negara lain,, itupun dapatnya recehan itu yg bikin 'shock'," cuit Rizal Ramli.

Per akhir September 2020, total utang pemerintah tercatat Rp 5.756,87 triliun atau 36,41% dari produk domestik bruto (PDB). Peningkatan jumlah utang pemerintah dikarenakan kebijakan melebarkan defisit APBN.

Pelebaran defisit APBN dikarenakan sumber penerimaan negara yaitu pajak sedang lesu terdampak pandemi COVID-19. Di satu sisi, pemerintah butuh dana besar untuk menangani COVID-19 serta memulihkan ekonomi nasional.


Hide Ads