PSBB Transisi Diperpanjang, Pengusaha: Kita Nggak Bisa Ngelak

PSBB Transisi Diperpanjang, Pengusaha: Kita Nggak Bisa Ngelak

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 23 Nov 2020 16:51 WIB
Warga berolahraga di Bundaran HI di masa PSBB transisi terakhir
Ilustrasi/Foto: Wilda-detikcom
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta kembali memperpanjang PSBB hingga 6 Desember mendatang. Upaya terus memperpanjang PSBB ini dinilai pengusaha bisa membuat pergerakan ekonomi terus terhambat di Jakarta.

Menurut Ketua Umum DPP Hippi Jakarta Sarman Simanjorang pengusaha sebetulnya ingin bulan Desember ke depan bisa menjadi momentum pemulihan ekonomi di Jakarta.

Namun, kalau pergerakan masih diperketat dengan PSBB maka aktivitas ekonomi pun tetap tidak akan efektif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sangat berharap sebenarnya memasuki Desember ini jadi momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita, makanya kita minta kalau bisa agar PSBB ini bisa makin diperlonggar. Tapi situasinya ini kan tetap aja ketat ada PSBB," ujar Sarman kepada detikcom, Senin (23/11/2020).

"Maka ya tetap saja tidak efektif ini aktivitas ekonomi di Jakarta kalau begini terus," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sarman menjelaskan dunia bisnis di Jakarta masih dibayang-bayangi oleh kapasitas yang terbatas karena PSBB. Hal ini membuat ruang gerak pengusaha tak bisa maksimal. Meski begitu, dia mengatakan pengusaha pun tak bisa mengelak pemberlakuan PSBB ini.

"PSBB selama ini dengan keterbatasan diberlakukan tentu akan menghambat aktivitas usaha dan bisnis. Bagaimanapun kita lihat bioskop cuma 25%, mal, kafe, transportasi 50% aja. Nah itu kan berpengaruh artinya tak maksimal gerak kita," ujar Sarman.

"Cuma ya kita emang nggak bisa mengelak penerapannya, kalau nggak dibatasi juga virus makin meluas, ini saja PSBB kasus masih meningkat," katanya.

Di sisi lain, menurut Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal, mengatakan penerapan PSBB hanya akan efektif bila jumlah kasus Corona bisa turun di Jakarta. Bila jumlah kasus turun maka ekonomi bisa bergerak.

"PSBB ini akan efektif bila terjadi penurunan kasus, sehingga bisa mempercepat pergerakan ekonominya. Karena dengan PSBB jelas mobilitas terganggu, maka aktivitas ekonomi nggak bisa berjalan," kata Faisal.

Dia menyoroti data virus Corona yang masih terus meningkat di Jakarta meski PSBB tetap dilakukan. Menurutnya, kalau masih jumlah kasus belum turun maka ada yang salah dalam penerapan PSBB di Jakarta dan perlu dievaluasi.

Menurutnya, semakin lama Jakarta melakukan PSBB maka semakin lama pula pemulihan ekonomi untuk berjalan.

"Kalau misalnya data itu ada PSBB justru kasus meningkat maka perlu diveluasi, berarti ada yang salah. Soalnya penanganan kesehatan tak bisa berjalan, pemulihan ekonomi juga makin sulit," kata Faisal.

"Makin lama PSBB dilakukan jelas secara kualitatif dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi, pemulihan dari kontraksinya akan jadi lambat," ujarnya.


Hide Ads