Faisal Basri Bicara Pengangguran Hingga Habib Rizieq, Apa Katanya?

Faisal Basri Bicara Pengangguran Hingga Habib Rizieq, Apa Katanya?

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 26 Nov 2020 15:44 WIB
Ekonom dan politikus
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Ekonom senior Faisal Basri mengungkapkan pentingnya pengembangan industri manufaktur dibandingkan industri padat karya. Pengembangan industri manufaktur dianggap lebih ampuh untuk menekan tingkat pengangguran.

Dia mengatakan, di tengah pandemi hanya sedikit sektor industri yang masih mampu tumbuh, salah satunya pertanian. Pengembangan industri pertanian, dikatakan Faisal harus lebih mengarah ke manufaktur dibandingkan padat karya.

Apalagi tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional saat ini mencapai 9,7 juta orang atau setara 7,07% terhadap produk domestik bruto (PDB). Menurut dia, TPT nasional kebanyakan didominasi oleh para angkatan kerja dengan usia muda alias milenial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya melihat ini momentum membenahi sektor pertanian, dan memodernisasi sektor pertanian, bukan dengan buat food estate di Kalteng itu tak selesaikan dengan permasalahan, manufaktur yang harus dikembangkan menurut saya bukan padat karya," kata Faisal dalam webinar proyeksi ekonomi Indonesia 2021, Kamis (26/11/2020).

Menurut dia mayoritas TPT paling besar diduduki oleh para tamatan vokasional, disusul oleh tamatan SMA, Diploma, dan sarjana. Lebih lanjut dia mengatakan, pengangguran yang berasal dari tamatan SMP dan SD justru lebih kecil karena mereka dinilai lebih mudah mendapat kerja.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, dirinya menilai cara mengatasi TPT yang didominasi oleh para anak muda ini tidak cocok dengan mengembangkan industri padat karya melainkan manufaktur.

"Jadi nggak cocok padat karya, masa sarjana atau diploma ngojek, diploma di industri garmen kan nggak cocok," ujarnya.

Dia juga menilai politik upah murah yang terus digaungkan para pengusaha juga harus segera ditinggalkan. Hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi angkatan kerja yang didominasi oleh para masyarakat yang berpendidikan seperti diploma dan sarjana.

Dengan kondisi upah yang murah, dia menyebut wajar jika banyak anak muda yang mengikuti jejak Habib Rizieq Shihab.

"Jadi kalau kita lihat politik upah murah harus kita tinggalkan, karena nggak sesuai dengan situasi, jadi wajar yang muda dan berpendidikan bergabung dengan Rizieq," ungkapnya.


Hide Ads