Aktivis buruh di AS, misalnya, baru-baru ini meminta pengecer besar seperti Amazon dan Walmart untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi pekerja karena lonjakan kasus COVID-19 bertepatan dengan demam belanja liburan. Mereka menyerukan upah, cuti sakit dibayar, dan komunikasi yang lebih baik tentang bahayanya pandemi COVID-19.
Pekerja Amazon telah menyuarakan keprihatinan tentang kesehatan dan kondisi kerja mereka di Eropa serta di AS. Pekerja mengklaim hampir tidak mungkin untuk mempraktikkan jarak di gudang Amazon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi protes soal perlindungan pekerja di gudang. Amazon mengatakan telah menambah tempat cuci tangan dan langkah-langkah keamanan lainnya untuk meningkatkan perlindungan. Kini di gudang Inggris telah memulai skema yang menawarkan tes COVID-19 secara sukarela untuk karyawan.
Raksasa ritel ini telah menjadi salah satu pemenang ritel selama lockdown karena pengiriman online meroket ketika toko-toko High Street tutup. Penjualan Amazon melonjak menjadi US$ 96,1 miliar dalam tiga bulan hingga 30 September, angka itu naik 37% dari periode yang sama pada 2019. Dan laba perusahaan mencapai rekor US$ 6,3 miliar, hampir tiga kali lipat dari total tahun lalu.
(ara/ara)