Pandemi virus Corona (COVID-19) menyebabkan perekonomian Indonesia mengalami tekanan yang cukup besar. Bahkan, penurunan kinerja sejumlah sektor menyebabkan Indonesia mengalami resesi dengan perekonomiannya yang dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.
Dalam menghadapi itu, perusahaan harus membangun strategi yang kuat untuk kebal menghadapi resesi ekonomi di tengah pandemi Corona. Nah, berikut ini 3 tipsnya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Paham persoalan yang dihadapi pelanggan atau klien
Pandemi Corona sendiri sudah menjadi tantangan besar bagi para pengusaha untuk mempertahankan usahanya. Meski tengah menghadapi kesulitan, ternyata cara untuk bertahan di tengah pandemi dan resesi juga dengan memahami persoalan yang sedang dihadapi pelanggan atau klien.
Pasalnya, dengan cara itu justru pengusaha bisa menciptakan produk dalam bentuk barang atau jasa yang sedang dibutuhkan konsumen saat pandemi.
"Kita memeriksa masalah yang sedang dihadapi apa. Misalnya di perusahaan kami. Pelanggan kami adalah HRD di perusahaan yang biasanya membutuhkan training. Karena kondisinya WFH, itu nggak terlalu dibutuhkan. Jadi kami nggak buru-buru menawarkan training, tapi kami sudah punya layanan digital kelas-kelas finansial online. Jadi adaptasinya ekstrem," ungkap Lead Financial Trainer & Founder QM Financial Ligwina Hananto dalam webinar TopKarir, Jumat (27/11/2020).
2. Berani utak-atik produk
Selain berupaya memahami persoalan konsumen saat pandemi untuk menciptakan suatu produk berinovasi, melakukan perubahan atau penyesuaian pada produk yang sudah dijual pelaku usaha juga penting.
Chief Marketing Officer PT. SiCepat Ekspres Indonesia Wiwin Dewi Herawati mencontohkan, perusahaannya melakukan penyesuaian pada tarif ekspedisi barang saat pandemi.
"Kami melakukan adjustment tarif. Untuk tarif reguler, kami ada SiUntung, ini 10% lebih murah daripada tarif reguler. Jadi sebetulnya sekarang semua tarif reguler yang berlaku di SiCepat itu adalah SiUntung," ungkap Wiwin.
Namun yang perlu ditekankan, ketika pengusaha melakukan penyesuaian produk dari sisi harga, harus dipastikan kualitas pelayanannya tidak turun.
"Kita semua membuat terobosan produk tetap dengan mengutamakan pelayanan. Jadi harganya kita reduce, tapi pengiriman tetap cepat sampai," ujar Wiwin.
3. Punya tim yang bisa gercep
CEO TopKarir Bayu Janitra Wirjoatmodjo mengatakan, menetapkan tim yang bisa gerak cepat atau gercep, yang bisa menyelesaikan tugas dengan cara efisien dan berdampak secara efektif sangatlah penting untuk menyelamatkan perusahaan di tengah pandemi. Dalam hal ini, pengusaha harus mampu menjaring sosok-sosok tersebut dalam perusahaannya.
"Setiap industri harus punya talents yang sangat efisien dan efektif di tengah pandemi. Karena banyak problem yang sangat serius di tengah pandemi. Banyak banget perusahaan yang flashback 3-6 bulan belakangan ini, jangan-jangan salah rekrut orang," tutupnya.
(hns/hns)