Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin turut mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ke Amerika Serikat (AS). Kunjungan mereka ke AS dilakukan tepat sebelum Edhy ditangkap oleh KPK atas kasus suap ekspor benih lobster.
Berdasarkan keterangan Ngabalin, kunjungan Edhy ke AS ialah untuk mengunjungi acara yang digelar oleh Oceanic Institute di Hawaii. Menurut Ngabalin, Edhy melaksanakan itu sesuai dengan tugasnya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
"Kemarin kita di Hawaii itu kan memang benar-benar luar biasa itu program. Jadi kami kan datang ke Oceanic Institute Hawaii. Itu melihat bagaimana, kan Hawaii pusat dunia untuk induk udang vaname yang luar biasa," ucapnya Rabu (25/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oceanic Institute (OI) adalah organisasi penelitian dan pengembangan nirlaba yang fokus pada produksi induk udang unggul, budi daya laut, bioteknologi, dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Lokasi OI ialah di Honolulu, Hawaii. Lembaga ini afiliasi dari Hawai'i Pacific University (HPU) sejak 2003.
Ngabalin menjelaskan, Edhy hadir dalam acara itu sebagai wujud jalinan komunikasi yang baik dengan pihak internasional dalam rangka pengembangan udang vaname di Indonesia. Ia bahkan memuji apa yang dilakukan Edhy itu.
"Indonesia kan luar biasa sekali belum dikelola dengan baik. Jadi langkah-langkah yang dilakukan Pak Edy luar biasa. Hebat deh sebagai seorang menteri punya misi seperti itu saya bangga dan kagum," ucapnya.
Setelah kunjungan dari AS, Ngabalin mengaku menyaksikan langsung Edhy yang diamankan KPK di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Namun, menurutnya, ia tak masuk dalam daftar yang diamankan KPK.
"Kami pisah tadi di bandara. Kami pisah karena kan tadi Bang Ali tanya, mereka kemukakan bahwa 'Pak Ngabalin di sini saja'. Itu isyarat untuk kita pisah rombongan," tutup Ngabalin.