Waduh! Produktivitas Pekerja RI Masih di Bawah Vietnam

Waduh! Produktivitas Pekerja RI Masih di Bawah Vietnam

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 28 Nov 2020 17:15 WIB
Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah bersama Wakil Ketua KPK Alexander Marwata memberi keterangan pers usai pertemuan kedua lembaga di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (9/8/2020). Keduanya membahas program Bantuan Tunai Langsung (BLT) Tenaga Kerja.
Foto: Ari Saputra: Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, produktivitas pekerja Indonesia masih kalah saing jika dibandingkan dengan negara tetangga, yakni Vietnam. Ida mengatakan, hal ini membuat tantangan dari sisi kompetensi dan produktivitas tenaga kerja Indonesia, jika dibandingkan negara lain semakin besar.

"Data menunjukkan produktivitas pekerja Indonesia masih tertinggal. Menurut data ILO, tingkat pertumbuhan output tahunan pekerja kita masih rendah bahkan di bawah rata-rata negara dengan penghasilan menengah bawah. Tingkat produktivitas pekerja kita juga di bawah negara pesaing kita seperti Vietnam," ungkap Ida dalam webinar Kompas Talks dengan Kagama, Sabtu (28/11/2020).

"Data juga menunjukkan bahwa kita memiliki tantangan dari sisi kompetensi dan produktivitas," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun penyebabnya ialah latar belakang pendidikan dari para pekerja Indonesia. "Masih besarnya persentase pekerja dengan pendidikan SMP ke bawah mengakibatkan banyak pekerja yang masih memiliki skill atau kompetensi rendah," tutur Ida.

Di sisi lain, Indonesia tengah menghadapi tantangan dari tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT) yakni sebesar 7,07%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Agustus 2020 ada sekitar 138 juta Angkatan kerja, yang terdiri dari 128 juta penduduk yang bekerja dan 9,7 juta penganggur

ADVERTISEMENT

"Ada kenaikan jumlah penganggur dan TPT yang signifikan, ini akibat dampak pandemi," kata Ida.

Terakhir, data BPS menunjukkan ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi. :Hal ini tentu menambah beban di sektor ketenagakerjaan. Selain itu, ada tambahan 2-2,5 juta angkatan kerja baru yang masuk ke pasar kerja setiap tahunnya," pungkas Ida.

(hns/hns)

Hide Ads