Pengusaha Jamu Minta Bantuan ke Sri Mulyani, Dikasih?

Pengusaha Jamu Minta Bantuan ke Sri Mulyani, Dikasih?

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 30 Nov 2020 16:32 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti menggelar rapat dengan Banggar DPR membahas RAPBN Tahun anggaran 2020. Rapat kerja tersebut dipimpin oleh Kahar Muzakir  dan didampingi wakilnya Said Abdullah dan Jazilul Fawaid.
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Gabungan Pengusaha (GP) Jamu dan Obat Tradisional Indonesia mengeluhkan langsung kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lantaran belum merasakan program bantuan pemerintah di tengah pandemi COVID-19.

Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengatakan bantuan pemerintah sudah dirasakan manfaatnya kepada para pekerja di industri jamu yang terkena dampak COVID-19.

"Memang saat ini untuk bantuan dari pemerintah yang sudah pasti, karyawan-karyawan kita yah dengan adanya bantuan lewat BPJS itu dampaknya bagus sekali," kata dia dalam acara webinar mengenai dukungan pembiayaan dan teknologi dari pemerintah dan perbankan untuk industri besar dan UKM: jamu, suplemen, kesehatan, kosmetik, spa, dan aromaterapi terutama pada masa pandemi Corona, Senin (30/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga saat ini terdapat 846 perusahaan yang memeriahkan industri jamu nasional, baik yang besar maupun kecil. Menurut Dwi pemberian bantuan pemerintah kepada pelaku usaha khususnya industri jamu belum terlihat jelas.

"Jadi mungkin bagaimana ibu Sri Mulyani bisa membantu seperti apa," katanya.

ADVERTISEMENT

Apa jawaban Sri Mulyani? simak halaman berikutnya>>>

Menanggapi itu, Sri Mulyani mengungkapkan selama pandemi pemerintah sudah memberikan berbagai program bantuan. Anggaran yang disiapkan pemerintah mencapai Rp 695,2 triliun.

Anggaran tersebut tersebar ke 6 klaster, seperti kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM, insentif pelaku usaha, pembiayaan korporasi, dan sektoral Pemda dan K/L. Dukungan bagi para pengusaha, dikatakan Sri Mulyani bisa didapat dari klaster dukungan pelaku usaha berupa insentif pajak.

"Pemerintah berikan dukungan berbagai pihak, mulai dari pajak untuk karyawan ditanggung pemerintah, atau cicilan pajak berkala diturunkan sampai 50%, PPh badan turun dari 25% menjadi 22%, untuk impor tidak bayar bea masuk dan ini ditujukan tetap memberikan bantuan kepada masyarakat dan dunia usaha," tegas Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun meminta kepada pelaku usaha yang tergabung dalam GP Jamu untuk segera memanfaatkan program bantuan dari pemerintah di tengah pandemi COVID-19.

Sementara Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam mengatakan industri jamu tanah air menjadi salah satu sektor yang tidak terdampak COVID-19. Itu artinya, industri jamu menjadi salah satu bidang usaha yang tetap tumbuh di tengah masa-masa sulit akibat COVID-19.

Dia mencatat, industri farmasi, obat kimia dan obat tradisional serta industri bahan kimia tanah air mengalami pertumbuhan hingga 8,65%.

"Jadi industri-industri farmasi kimia ini jadi nggak terpengaruh selama COVID-19 ini. Baik kuartal II harusnya positif, industri yang bergerak sektor kesehatan dapat demand tinggi, peningkatan permintaan suplemen kesehatan di masa krisis di bidang kesehatan itu salah satu kebutuhan oleh masyarakat," ungkap dia.


Hide Ads