Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa kali melontarkan prediksi gamblang bahwa bursa AS atau Wall Street akan anjlok jika Joe Biden terpilih menjadi Presiden AS di Pilpres 2020. Nyatanya, saham-saham Negeri Paman Sam justru menguat.
Pernyataan Trump itu ia sampaikan melalui cuitannya di Twitter. Di antara bulan Agustus sampai Oktober, ada 6 cuitan Trump yang menyebut kemenangan Biden akan menyeret Wall Street.
"Dow Jones Industrial baru saja ditutup di atas 29.000! Anda sangat beruntung memiliki saya sebagai Presiden Anda. Dengan Joe Biden Wall Street akan runtuh," tulis Trump pada 2 September seperti dilansir CNN, Selasa (12/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, DJIA baru saja mengalami bulan terbaiknya sejak 1987 dengan lonjakan hampir 12%. S&P 500 mencatatkan pekan terbaiknya sejak 1932. Kemudian, Nasdaq menikmati kinerja terbaiknya sejak April.
Lalu, ketika Pfizer dan Moderna mengumumkan vaksin virus Corona (COVID-19) mereka sudah menghasilkan efektivitas hingga 90%, pasar semakin merekah lagi.
"Terkait Biden yang buruk bagi pasar, kita sudah bisa melihat kebalikannya," kata Direktur Riset di Hedgeye Risk Management Daryl Jones.
Di sisi lain, kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi Trump memang membantu meningkatkan kinerja pasar AS. Namun, perang dagangnya dengan China, dan kegemarannya mengenakan tarif impor jelas berdampak negatif untuk saham.
Melihat itu, Biden berjanji tak akan mengadopsi kebijakan Trump pada pemerintahannya. Ia tak ingin menjadi sosok yang mengguncang pasar. Biden juga memiliki tim di bidang ekonomi, yakni Janet Yellen yang merupakan mantan Gubernur The Fed yang membuat investor sangat nyaman.
"Biden menunjukkan kepada kita bahwa dari sudut pandang bisnis dan ekonomi, dia cenderung moderat," kata Jones.
Sebelum pemilu, ada kekhawatiran serius tentang krisis konstitusional dan peralihan kekuasaan. Tetapi investor sebagian besar mengabaikan banyaknya tuntutan hukum terkait kemenangan Trump sebagai tontonan yang pasti akan gagal. Hasilnya, Wall Street menunjukkan kinerja yang sangat positif di bulan November. Hal ini mencerminkan kelegaan bahwa pemilu menghapus awan ketidakpastian yang besar, walaupun pemungutan suara membutuhkan waktu penghitungan.
Selain itu, pemerintahan Biden yang diprediksi kuat masih akan diwarnai oleh Partai Republik di sisi Senat semakin membuat investor pede. Kebijakan Biden untuk menaikkan pajak-pajak perusahaan diramal tak akan berjalan mulus. Begitu juga dengan Undang-undang (UU) iklim yang diyakini tak langsung disetujui, sehingga pemerintahan AS menjadi lebih moderat.
Beberapa analis menilai, Wall Street lebih fokus pada pengembangan vaksin COVID-19, ketimbang pernyataan-pernyataan keras Trump. Kemarin, Moderna (MRNA) mengatakan, vaksinnya telah 100% efektif melawan Corona, sehingga investor optimistis pemulihan ekonomi akan terjadi di 2021.
Ekonom Bank of America memperkirakan PDB global melonjak 5,4% pada 2021, tahun terbaik sejak 1973. PDB AS diperkirakan naik 4,5%, terkuat sejak 1999.