Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Indonesia pada sepanjang November 2020. Inflasi November tercatat 0,28% secara month to month (mtm), atau naik dari sebelumnya 0,07% di Oktober.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, ada 83 kota di Indonesia yang mencatatkan inflasi, di mana sebagian besar menujukkan kenaikan harga, dan sisanya ada 7 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,15%. Inflasi di Tual didorong oleh adanya kenaikan harga komoditas perikanan yaitu ikan tongkol, ikan layang, dan bahan bakar rumah tangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: RI Inflasi Lagi, November Naik ke 0,28% |
BPS menilai, adanya kenaikan harga barang di masyarakat kemungkinan disebabkan masuknya musim penghujan di sebagian besar daerah di Indonesia. Adanya musim penghujan kemungkinan membuat distribusi barang terhambat oleh cuaca, ombak, dan curah hujan yang tinggi.
"Ini bisa hambat distribusi barang dari produsen ke konsumen," kata Setianto dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/12/2020).
Inflasi 0,28% disumbang oleh kenaikan harga makanan dan minuman. Contohnya daging ayam, telur ayam ras, cabai merah.
Selain kelompok makanan dan minuman, ada pula tembakau, pakaian dan alas kaki, perlengkapan peralatan rumah tangga, transportasi, rekreasi, pendidikan, dan penyediaan makanan resto yang juga mengalami inflasi.
"Sementara 2 kelompok seperti perumahan, bahan bakar rumah tangga alami deflasi, dan perawatan pribadi alami deflasi," kata Setianto.