Pemerintah mengklaim defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang selama ini menjadi momok Indonesia dapat diobati dengan Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker).
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menjelaskan Indonesia bertahun-tahun mengalami CAD. Tentunya itu bukan kabar gembira.
"Dari tahun ke tahun kita mengalami current account deficit/transaksi berjalan yang defisit. Artinya kita membayar lebih banyak kepada orang asing dibandingkan kita mendapatkan dolar dari luar, sederhananya kita membacanya seperti itu current account deficit," kata dia dalam diskusi publik yang tayang di saluran YouTube UU Cipta Kerja 1, Rabu (2/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini yang bisa menyelamatkan Indonesia dari CAD adalah commodity boom alias lonjakan harga komoditas. Masalahnya, itu tidak selalu terjadi. Oleh karenanya ketergantungan terhadap komoditas harus dikurangi dengan mendorong sektor manufaktur.
"Maka itu yang kita ekspor harus yang bisa memberikan nilai tambah tinggi. Bagaimana menciptakan nilai tambah tinggi? bangun industri dari hulu ke hilir yang memproses sumber daya alam, sehingga kita mampu berkompetisi di pasar global dengan harga nilai barang yang jauh lebih tinggi, sehingga kita bisa menutupi current account deficit kita," paparnya.
Tak berhenti di situ, penciptaan nilai tambah terhadap komoditas juga mampu mengurangi ketergantungan impor yang juga jadi salah satu biang kerok CAD. Oleh karena itu perlu dilakukan reformasi dan transformasi besar-besaran.
"Permasalahan ini harus kita atasi, maka itu perlu langkah berani melakukan reformasi struktural dengan mengundang investasi ke Indonesia, mengundang investasi dari yang paling mikro ke paling besar. Jadi tidak kita bedakan antara asing dan dalam negeri. Inilah pentingnya kenapa Undang-undang Cipta Kerja itu dikeluarkan," ungkap Iskandar.
Dia meyakini omnibus law bisa mengatasi permasalahan defisit neraca transaksi berjalan di Indonesia.
"Kita ingin membangun industri kita, kita mau investasi kita untuk industri dari hulu ke hilir, sehingga permasalahan current account deficit tadi, ekspor yang bisa kita kuasai ke seluruh dunia atau konsumsi dalam negeri bisa kita atasi," tambahnya.