Pertumbuhan wisatawan muslim begitu pesat di berbagai negara. Pemain di segmen wisata halal kini punya peluang besar untuk menjadi pemimpin pasar. Menurut platform agen travel online Wego mencatat, belanja wisatawan muslim di dunia diproyeksi tembus US$ 274 miliar atau sekitar Rp 3.880 triliun (kurs Rp 14.162) di tahun 2024.
"Wisatawan muslim merupakan salah satu segmen yang berkembang pesat di industri pariwisata. Dan yang paling banyak adalah muslim dari generasi milenial, baik dari kawasan Timur Tengah maupun Asia Tenggara," kata Vice President APAC, Wego Pte Ltd Nina Kubik-Cheng dalam virtual event Reimagine: Halal in Asia 2020 yang bertema Asia's Golden Age: 2021 and Beyond for Halal Ecosystem, Kamis (3/12/2020).
Nina mengatakan, kaum muslim dari generasi milenial dan Z kini banyak yang sudah memiliki pendapatan yang siap untuk dibelanjakan (disposable income). Untuk membelanjakan uang tersebut, mereka memilih berwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kaum muslim dari generasi milenial dan Z akan mendominasi wisatawan muslim, dan mereka sangat berdampak pada pariwisata dunia," ungkap Nina.
Ia memahami, saat ini industri pariwisata memang tengah mengalami tekanan besar dari pandemi virus Corona (COVID-19). Namun, menurut survei yang dilakukan Wego pada pengguna platform-nya di Malaysia dan Indonesia yang mayoritas muslim, sebenarnya mereka sudah menantikan aktivitas berwisata kembali.
"Kami percaya ada keinginan besar untuk berwisata lagi, dan itu akan memulihkan permintaan dalam industri pariwisata. Dan pada akhirnya gelombang wisatawan akan kembali pada saat larangan bepergian sudah dicabut di mancanegara, dan ancaman keselamatan dan kesehatan bisa diatasi," ujarnya.
Berdasarkan hasil survei, Wego mencatat 64,74% dari koresponden Indonesia sudah berencana untuk berwisata lintas negara jika larangan sudah dicabut. Sedangkan, hanya 6,32% yang sudah bertekad untuk tetap berwisata di 2020 dalam kondisi apapun. Sisanya, hanya 8,95% dari koresponden Indonesia yang berencana wisata lintas negara pada semester I-2021, dan sebanyak 20% dari koresponden Indonesia yang berencana untuk wisata lintas negara di semester II-2021.
Berlanjut ke halaman berikutnya.