Jangan Salah, Wanita Muslim Bisa 'Cetak' Uang hingga Rp 14.000 T!

Jangan Salah, Wanita Muslim Bisa 'Cetak' Uang hingga Rp 14.000 T!

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 02 Des 2020 17:17 WIB
Ilustrasi Lepas Hijab
Ilustrasi/Foto: Dok. Unsplash/AldyRkhanov
Jakarta -

Wanita muslim semakin aktif berperan dalam perekonomian dunia. Berdasarkan data yang dipaparkan Ogilvy, pendapatan akumulasi wanita muslim di 16 negara terkaya di dunia saja tembus hingga US$ 1 triliun atau sekitar Rp 14.200 triliun (kurs Rp 14.197).

"Pendapatan akumulasi wanita muslim dari 16 negara terkaya di dunia mencapai US$ 1 triliun. Dan lebih dari 1 di antara 10 orang di dunia adalah wanita muslim," ungkap Direktur Ogilvy Singapura Q Akashah dalam virtual event Reimagine: Halal in Asia 2020 yang bertema Asia's Golden Age: 2021 and Beyond for Halal Ecosystem, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, kondisi itu menunjukkan wanita muslim adalah target pasar yang sangat besar. Terbukti, brand ternama asal Amerika Serikat (AS) saja mulai membuat produk olahraga khusus untuk wanita muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nike berupaya mencuri perhatian wanita muslim, dan ini mengingatkan saya bahwa pasar wanita muslim itu bernilai US$ 1 triliun, jadi tentunya Anda tidak mau melewatkan itu," kata Akashah dalam acara yang digelar oleh Have Halal Will Travel (HHWT) dan CollabDeen itu.

Ia mengatakan, brand-brand ternama di dunia sudah mulai memahami pentingnya peran wanita muslim. Oleh sebab itu, menurutnya para pelaku usaha kecil juga harus mulai mempertimbangkan untuk menyediakan produk khusus untuk wanita muslim di dalam lapak usahanya.

ADVERTISEMENT

"Bagi brand kecil untuk memulai menargetkan konsumen muslim memang cara ini adalah cara lama, tapi ini sangatlah penting dan teknikal. Caranya adalah Anda bisa membuat kampanye kecil bahwa produk Anda ini juga menargetkan konsumen muslim," imbuh dia.

Menurut Akashah, jika peluang ini dilewatkan, maka seorang pemilik brand sama saja menyia-nyiakan keuntungan besar hanya untuk mencari peluang bisnis lainnya.

"Jadi kalau Anda tidak mulai berkomunikasi dengan wanita muslim, atau Anda tidak ada pemikiran sama sekali untuk menyediakan produk atau layanan khusus untuk masyarakat muslim yang sebagian besar adalah wanita, maka pertanyaannya apakah ini adalah biaya yang harus Anda keluarkan hanya untuk memperoleh peluang lain?" ucapnya.

(eds/eds)

Hide Ads