Ikan Parang Semakin Langka, Pembuat Kerupuk di Rupat Kelimpungan

Ikan Parang Semakin Langka, Pembuat Kerupuk di Rupat Kelimpungan

Angga Laraspati - detikFinance
Minggu, 06 Des 2020 15:29 WIB
Ikan Parang Semakin Langka, Pembuat Kerupuk di Rupat Kelimpungan
Foto: Angga Laraspati/detikcom
Jakarta -

Pengusaha kerupuk ikan khas Pulau Rupat, Zairi (50) dibuat kebingungan lantaran bahan baku untuk pembuatan kerupuk ikannya mulai langka. Ikan Parang yang menjadi bahan baku untuk kerupuk ikannya mulai jarang ditemukan akibat musim hujan di Pulau Rupat, Bengkalis, Riau.

Dalam kegiatan Tapal Batas di Pulau Rupat, Zairi mencurahkan keluh kesahnya selama membuat usaha yang digelutinya sejak tahun 2017 ini. Langkanya ikan parang yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan kerupuk ikan ini membuatnya berpikir keras untuk tetap menjalani bisnisnya.

"Kalau kebetulan ada udang kita tambah dari udang. Jadi rencananya segala hasil laut kami coba olah, apapun jenis ikan selagi bisa dibuat kerupuk insyaAllah akan kami usahakan. Jangan sampai bahan kami putus, kemarin kan sempat pelanggan minta banyak namun bahan bakunya susah," ungkap Zairi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekurangan bahan baku juga membuat jumlah produksi dari Zairi berkurang. Biasanya ia bisa memproduksi 20 kg dalam sekali produksi, kini ia hanya bisa memproduksi 16 kg dalam sekali produksi.

"Biaya produksi 1 bungkus ini Rp 10.000. Kalau dijual bisa Rp 12.500 jadi Rp 25.000 dapat dua, tapi kalau kami lebih banyak yang datang ke rumah untuk beli. Kalau produksinya 27 kg setelah dikeringkan jadi 23 kg dan bisa dapat kemungkinan 115 bungkus. Kira-kira untungnya 40%. Untuk pendapatan sebulan bisa mencapai Rp 5.000.000," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Ia juga mengatakan selama pandemi ini usahanya tidak terlalu berdampak, karena masih banyak pesanan yang datang. Mulai dari pesanan untuk acara pernikahan, hingga pesanan dari warga-warga sekitar Pulau Rupat.

Ikan Parang Semakin Langka, Pembuat Kerupuk di Rupat KelimpunganIkan Parang Semakin Langka, Pembuat Kerupuk di Rupat Kelimpungan Foto: Angga Laraspati/detikcom

"Kalau ada pandemi sebetulnya tidak ada masalah, malah bahan bakunya kurang. Pelanggan lebih banyak minta, saya jual local saja sesuai pesanan misalkan untuk acara pesta misal 10 kg," imbuhnya.

Zairi pun adalah 1 dari 191 pengusaha UMKM di Pulau Rupat yang mendapatkan bantuan BPUM yang disalurkan BRI yang ia dapatkan pada bulan Oktober yang lalu. Dengan bantuan tersebut ia berencana untuk menambahkan modal usahanya agar usahanya tetap berjalan. Zairi juga berencana untuk meminjam KUR dari BRI.

"Alhamdulillah, dengan adanya bantuan ini saya bisa memproduksi lebih banyak lagi. Saya juga berencana untuk meminjam KUR dari BRI karena adanya subsidi bunga kredit itu kan, siapa tau dengan KUR usaha saya bisa lebih maju lagi dari sebelumnya," pungkas Zairi.

Di ulang tahun BRI ke 125 yang mengangkat tema BRILian, BRI hadir di perbatasan untuk membantu masyarakat agar usahanya dapat terbantu di masa yang serba sulit ini. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan BPUM untuk UMKM yang terhantam.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.

(ega/zul)

Hide Ads