Tren pembayaran secara nontunai ternyata tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, warga yang berada di perbatasan kini juga sudah bisa menggunakan cashless untuk berbelanja.
Salah satunya Pulau Rupat yang merupakan pulau perbatasan dengan Malaysia. Salah seorang pengusaha sembako, Hokdi (40) memanfaatkan mesin EDC untuk melakukan proses transaksi nontunai dalam menjual sembako miliknya. Mesin EDC itu dia dapatkan berkat dirinya bergabung menjadi agen BRILink sejak tahun 2017.
Dengan infrastruktur yang diberikan dari BRI berupa mesin EDC, dia pun bisa melayani pembayaran sembako secara cashless atau nontunai. Apalagi dia mengaku harus berinovasi, salah satunya dengan memanfaatkan mesin EDC, untuk menambahkan pundi-pundi uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, banyak warga dan juga pengusaha toko sembako yang terkadang tidak memiliki uang cash. Inilah yang membuat dirinya menaruh satu mesin EDC yang ia bawa ke mana-mana.
"Nah saya masukin (EDC)nya itu ke mobil box itu kan. Jadi saya bawa itu semua sembako mulai dari beras sampai minyak. Kadang-kadang kan mereka (warga & pemilik toko) banyak yang membeli tetapi tidak punya uang tunai, jadi ya saya sudah sediakan mesin EDC-nya," tutur Hokdi.
Baca juga: Potensi Pulau Rupat dan Pekerjaan Rumahnya |
Ia mengatakan dari jualan sembako keliling tersebut, ia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 30 juta. Dia mengaku sengaja berkeliling untuk menambahkan omzet dan juga membantu masyarakat sekitar.
"Ya ini sebenarnya inovasi saya, bagaimana caranya juga untuk tetap maju usahanya. Sekalian kita membantu masyarakat. Karena prinsip saya itu, kalau kita membantu masyarakat pasti rezeki juga akan tetap ada kok," imbuh Hokdi.
Hokdi pun mengatakan, sebagai agen BRILink berbagai transaksi dia bisa layani dan tak segan menjemput bola menyambangi rumah-rumah warga. Mulai dari transaksi kecil hingga transaksi besar, semuanya ia layani dengan senang hati.
"Ya ada saja yang transaksi kecil sampai transaksi besar. Apalagi waktu zaman-zamannya panen sawit sama karet, ya saya datangi mereka. Ada yang membeli barang, ada juga yang hanya membeli pulsa pun juga saya samperin," tutur Hokdi.
Baca juga: Pariwisata Pulau Rupat Yang Mulai Bergeliat |
"Karena memilih untuk online saja, karena lebih cepat. Bayar biaya kuliah di sini juga bisa, lewat transaksi BRILink kita, apalagi sekarang ini dalam keadaan saat ini itu kan banyak yang online-online gitu jadi udah gak harus ke kampus dan lain-lain. Jadi sampai tanggal jatuh tempo bayar kampus, bisa pembayarannya online," ungkap Hokdi.
Dia mengaku sudah merasakan berbagai manfaat sebagai agen BRILink. Ia pun bisa membukukan omzet sebesar Rp 6 juta hanya dari transaksi BRILink yang ia lakukan.
"Kalau misalkan total transaksi itu saya bisalah per bulan rata-rata Rp 70 juta. Dan untuk simpanan uang tunai untuk transaksi BRILink itu saya simpan sekitar Rp 100 juta. Jadi ya dengan adanya BRILink ini tuh saya jadi beruntung hari ini," imbuhnya.
Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Dumai yang juga membawahi BRI unit Rupat Muhammad Fendi Maulana mengatakan memang agen BRILink dihadirkan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Pulau Rupat salah satunya adalah transaksi online.
"Untuk pembayaran yang sifatnya non-tunai bisa dengan LinkAja, edc, brimo, brizzi. Di tempat yang ramai dikunjungi juga kami juga melakukan edukasi untuk pembayaran non-cash. Apalagi di pandemi ini uang fisik bisa kita geser menjadi non-fisik agar lebih aman dan nyaman," pungkas Fendi
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.
(mul/mul)