Mau Usaha dengan Modal Rp 500.000? Coba Budidaya Madu Kelulut

Mau Usaha dengan Modal Rp 500.000? Coba Budidaya Madu Kelulut

Angga Laraspati - detikFinance
Minggu, 06 Des 2020 15:41 WIB
Mau Usaha dengan Modal Rp 500.000? Coba Budidaya Madu Kelulut
Foto: Angga Laraspati/detikcom
Bengkalis -

Modal usaha menjadi langkah awal dalam menjalankan sebuah bisnis yang akan digeluti. Tak jarang ada usaha yang membutuhkan modal besar untuk memulainya, tapi ada juga usaha yang bisa dimulai dari modal yang cukup kecil.

Saat berkunjung ke Pulau Rupat, Bengkalis, Riau dalam kegiatan Tapal Batas, detikcom mendapatkan sebuah usaha yang ternyata modal yang diperlukan sangatlah kecil. Usaha tersebut adalah budidaya madu kelulut yang dihasilkan dari lebah Meliponini semacam lebah yang tidak menyengat.

detikcom pun berkesempatan untuk mendatangi salah satu pengusaha madu kelulut, Jaafar (58) di daerah Kador, Rupat Utara. Di sebuah gubuk di belakang rumahnya, ia menceritakan bila seseorang ingin memulai budidaya madu kelulut, modal yang dibutuhkan kurang lebih sebesar Rp 500.000 untuk satu sarang budidaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sekarang itu satu batang bisa hampir Rp 300.000, itu belum jadi masih harus dipotong lagi. Untuk saat ini satu sarang itu bisa sekitar Rp 500.00 an lebih kurang dikitlah," tutur Jaafar kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Pada awalnya, Jaafar memulai usaha pada tahun 2018 karena melihat teman-temannya mempunyai 10-15 sarang. Dari situlah Jaafar memutuskan untuk membeli 40 sarang dengan modal Rp 11.000.000 yang dibagi ke beberapa keponakannya.

ADVERTISEMENT

Jaafar melanjutkan, ia juga harus mencari teman yang mau menjual sarang dengan harga perbatang belum diolah dengan harga Rp 150.000. Kemudian ia meminta bantuan teman yang bisa membuat kotak dengan 1 nya Rp 50.000.

Setelah itu ia mencoba untuk meminjam modal dari KUR BRI dengan pinjaman pertama sebesar Rp 200 juta. Dari pinjaman tersebut kini Jaafar sudah memiliki 100 sarang di belakang rumahnya.

"Di 3 bulan pertama kita panen baru berhasil sekitar 3 kg. Bulan berikutnya mencapai 7 kg, dan berikutnya lagi mencapai 12 kg. Ketika trek, istilahnya musim kurang bunga atau hujan jadi madu berkurang, tapi kalau bulan Januari hingga Maret, Alhamdulillah mencapai 30-50 kg, dengan rata-rata satu sarang itu bisa menghasilkan setengah kilo" ungkap Jaafar.

Mau Usaha dengan Modal Rp 500.000? Coba Budidaya Madu KelulutMau Usaha dengan Modal Rp 500.000? Coba Budidaya Madu Kelulut Foto: Angga Laraspati/detikcom

Di samping itu, saat menggeluti usaha madu ini Jaafar kerap mengalami beberapa kendala seperti harga pasar di Pulau Rupat yang kadang-kadang masih murah yaitu rata-rata sekitar Rp 150.000/kg madu kelulut. Hal ini bertolak belakang dengan harga yang ada di luar Pulau Rupat yaitu sekitar Rp 400.000 hingga 500.000/kg.

"Kalau kita kadang jual ke Bengkalis dengan membuat botol-botol yang kita jual dengan harga Rp 50.000an yang ke Dumai. Untuk keluar negeri (Malaysia). Padahal kalau dijual bisa mencapai 200-300 ringgit per kg kalau dirupiahkan mencapai Rp 1.000.000," imbuh Jaafar.

Madu kelulut, lanjut Jaafar, juga dijadikan sebagai oleh-oleh Rupat. Untuk khasiatnya sangat baik untuk kesehatan, apalagi untuk musim-musim penyakit COVID-19 ini dapat membantu.

"Bisa juga untuk penyakit maag dapat berkhasiat juga karena madu memang 1001 khasiat. Madu ini dapat diolah kembali misal dibuat kembali menjadi kue, juice," tandasnya.

detikcom pun berkesempatan untuk mencoba rasa dari madu yang baru saja diambil dari balok-balok kayu tempat lebah-lebah tersebut bersarang. Sekilas terdapat sensasi rasa asam yang berpadu dengan rasa manis sehingga membuat lidah bergoyang. Rasanya pun khas karena berbeda dari madu pada umumnya. Rasanya juga tidak terlalu membuat mual.

Ia pun mengatakan juga sangat terbantu dengan subsidi bunga yang diberikan oleh pemerintah melalui BRI untuk menyelamatkan usahanya di masa pandemi saat ini.

Mau Usaha dengan Modal Rp 500.000? Coba Budidaya Madu KelulutMau Usaha dengan Modal Rp 500.000? Coba Budidaya Madu Kelulut Foto: Angga Laraspati/detikcom

"Harapan untuk BRI, dengan adanya BRI dan BRIlink di desa-desa memang sangat membantu dengan adanya bantuan pinjaman. Terkait subsidi bunga ya sangat berterima kasih kepada pemerintah karena sudah lebih memandang rakyat lebih," ujarnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.




(ega/zul)

Hide Ads