Jakarta -
Sumber anggaran program bantuan sosial (bansos) Corona yang dikorupsi oleh Menteri Sosial Juliari Barubara berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berita mengenai sumber anggaran bansos Corona dari APBN yang dikorupsi Menteri Sosial menyita banyak perhatian pembaca detikFinance hari ini, Minggu (6/12/2020).
Selain itu, ada juga berita yang terpopuler lainnya seperti Golden Truly dan merger antara Grab dan Gojek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut deretan berita terpopuler selengkapnya.
1. Dari Mana Sumber Anggaran Bansos Corona?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara sebagai tersangka atas dugaan kasus suap bantuan sosial (bansos) terkait Corona. Jualiari juga sudah menyerahkan diri ke lembaga antirasuah tersebut.
Dalam penanganan pandemi Corona, pemerintah mengalokasikan anggaran pemulihan nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun. Anggaran tersebut tersebar ke enam klaster yang salah satunya program perlindungan sosial. Program ini mendapat alokasi anggaran Rp 204,9 triliun untuk tahun 2020. Sebagian dari anggaran tersebut, yaitu sebesar Rp 127,2 triliun merupakan anggaran Kementerian Sosial.
Staf Khusus Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan anggaran jumbo tersebut seluruhnya berasal dari APBN. Sementara peruntukan program perlindungan sosial ada yang berasal dari APBN dan APBD.
"Bansos ada yang dari APBN, ada yang APBD, untuk APBN (Rp 204 Triliun) betul," kata Prastowo saat dihubungi detikcom, Minggu (6/12/2020).
Bersambung ke halaman selanjutnya.
2. Tak Ada Pandemi, Golden Truly Bisa Bertahan?
Pandemi COVID-19 dianggap menjadi penyebab utama dari tutupnya Golden Truly. Namun jika saja pandemi ini tidak ada apakah mall dan department store yang sudah eksis sejak tahun 1980-an itu bisa bertahan?
Executive Director Retailer Services Nielsen Indonesia Yongky Susilo menilai sangat bisa. Sebab Golden Truly masih memiliki pelanggan setianya yang merasa memiliki hubungan kenangan. Selain itu Golden Truly juga memiliki pelanggan dari masyarakat di sekitar tokonya.
"Kalau COVID-19 ini nggak ada tentu masih bisa bertahan. Dia itu kan pasarnya sedikit berbeda. Dia itu neightborhood mall. Jadi sebenarnya di Gunung Sahari itu lumayan untuk masyarakat sekitar situ dan masih ada loh orang ke situ untuk makan," terangnya kepada detikcom, Minggu (6/12/2020).
"Namanya sekarang memang sudah tidak terlalu wow, tapi cukup dikenal untuk orang di sekitar situ," tuturnya.
3. Merger Grab dan Gojek, Pengamat: Driver yang Dirugikan
Pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno membeberkan dampak yang terjadi apabila rencana merger Gojek dan Grab jadi dilakukan. Djoko menekankan dampak bakal sangat terasa buat para driver angkutan online.
Dia menjelaskan selama ini banyak driver yang memiliki dua akun dalam beroperasi, baik akun Gojek dan Grab.
Hal itu dilakukan untuk bisa mendapatkan benefit lebih banyak dan memudahkan mencari penumpang. Kalau merger dilakukan, kemungkinan hal itu tidak bisa didapatkan lagi.
"Memang driver yang paling dirugikan. Ini kan banyak driver pakai dua akun ya, salah satunya biar lebih mudah dapat order. Nah kalau disatuin ya mereka rugi, pendapatannya bisa menurun karena makin susah cari order," kata Djoko kepada detikcom, Minggu (6/12/2020).
Simak Video "Ditahan KPK, Mensos Juliari Batubara Bikin Surat Pengunduran Diri"
[Gambas:Video 20detik]