Pada awal 2020 minat jasa pengiriman makanan dan barang sempat merosot dan merugi miliaran dolar. Bisnis kembali melonjak saat pandemi Corona di mana banyak orang diam di rumah dan melakukan pesanan makanan via online.
Namun kini ada kekhawatiran apakah mereka akan bertahan bila pandemi berakhir? Mengingat vaksin Corona telah hadir dan memberikan harapan cerah bagi kesehatan.
Aplikasi pesan dan antar makanan asal Amerika Serikat (AS) Grubhub sempat dikabarkan akan dijual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesaingnya, DoorDash, Postmates, dan Uber Eats, juga dilaporkan telah membicarakan tentang merger.
Namun, saat pandemi COVID-19 melanda dunia sektor pengiriman makanan online menuai untung. Saat seluruh negara mengimbau warganya untuk tetap di rumah agar menghindari penularan COVID-19, pembelian makanan dilakukan melalui aplikasi online dan langsung diantar oleh kurir.
Dikutip dari CNN, Senin (7/12/2020) permintaan pada layanan pengiriman makanan online kian meroket. Uber kini mengandalkan unit pengiriman makanan bernama, Eats. Valuasi layanan pengiriman lainnya juga melonjak seperti Instacart dan DoorDash setelah mendapatkan modal ratusan dolar.
Layanan pengiriman online tidak hanya makanan, tetapi bahan makanan hingga elektronik. Untung akibat pandemi COVID-19, hal itu mendorong DoorDash yang dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana atau IPO pekan ini.
"Saat ini waktu yang tepat bagi perusahaan pengiriman online untuk go public," kata Analis Mobilitas Utama di perusahaan riset data PitchBoo, Asad Hussain.
Airbnb, perusahaan on-demand lainnya, yang berjuang untuk memperbaiki bisnisnya di tengah penurunan tajam dalam perjalanan selama pandemi, juga diperkirakan akan go public minggu ini.
Kabar baik perihal vaksin COVID-19 menandakan awal dari akhir pandemi, bersamaan dengan itu ada pertanyaan mengenai tingkat permintaan. Bagi Airbnb, pertanyaannya adalah seberapa besar akhir pandemi dapat meningkatkan bisnis mereka. Untuk DoorDash dan kawan-kawan pertanyaannya adalah seberapa besar akhir pandemi akan merugikan mereka.
"Orang-orang sudah terbiasa memesan makanan dan produk lain melalui layanan pengiriman. Beberapa di antaranya mungkin akan sedikit menurun. Namun perubahan kebiasaan yang telah terbentuk lebih kuat," kata Scott Duke Kominers, seorang profesor di Harvard Business School.
(zlf/zlf)