Saran Buat Biden soal Masa Depan Hubungan AS dan China

Saran Buat Biden soal Masa Depan Hubungan AS dan China

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 07 Des 2020 11:16 WIB
Joe Biden Kantongi Izin Resmi Transisi Pemerintahan, Selanjutnya Apa?
Foto: DW (News)
Jakarta -

Dua partai besar di AS yakni Demokrat dan Republik jarang mencapai titik kesepakatan yang sama soal kebijakan mereka menghadapi China. Untuk itu, pemerintahan dan Kongres pada pemerintahan Joe Biden yang akan perlu mempersiapkan kebijakan yang cerdas untuk menghadapi China.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintahan Biden dan Kongres AS dari Kepala China dan Asia Timur dari Eurasia Group, Michael Hirson dan Kepala Kebijakan Teknologi Global di Eurasia Group, Paul Triolo, dikutip dari CNN Business, Senin (7/12/2020):

1. Pikirkan Kebijakan yang Punya Efek Jangka Panjang

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintahan Trump menilai, kebijakan AS sebelumnya terhadap China kurang efektif, terutama terkait masalah perdagangan dan kebijakan luar negeri. Lalu, pemerintahan Trump saat itu langsung menerapkan kebijakan ekstrem terhadap China. Namun, kebijakan seperti itu juga salah, sebab kerap bertindak melawan secara sepihak kepada China tanpa terlebih dahulu merencanakan strategi berkelanjutannya seperti apa.

Kebijakan Trump terhadap China memang cukup sukses menumpulkan kemampuan China meraih kepemimpinan globalnya. Namun, sifatnya hanya jangka pendek saja. Di sisi lain juga membawa bahaya bagi AS. Seperti dalam kasus jual beli semikonduktor AS ke Huawei. Dalam kasus ini, AS mencegah industri semikonduktornya menjual produk ke China. Jika AS tidak berhati-hati, perusahaan semikonduktor AS akan kehilangan pangsa pasar globalnya di masa depan. Sebab, bisa saja China mencari pangsa pasar baru atau merancang semikonduktor sendiri.

ADVERTISEMENT

Kontrol ekspor semacam itu atau kebijakan lain semacam itu, baru bisa optimal, bila AS bisa bekerja sama terlebih dahulu dengan para sekutu seperti Uni Eropa dan Jepang, sebelum menerapkannya kepada China. Pemerintahan dan Kongres Biden perlu menggabungkan kebijakan Trump dengan strategi yang mampu memanfaatkan sekutu AS seperti itu agar bisa menjaga kepentingan nasionalnya dan tetap unggul dari China.

2. Berinvestasi Pada Kekuatan Domestik

AS dinilai perlu melakukan investasi untuk mempertahankan keunggulan teknologinya. Artinya, prioritas utama investasi AS harus kembali lagi pada sektor-sektor yang selama ini mulai mengalami penurunan pendanaan seperti pada sektor ilmu pengetahuan dasar serta penelitian dan pengembangan.

Sebab, menurut sejumlah penelitian, pendanaan federal yang optimal pada sektor ini tidak hanya menghasilkan terobosan dalam sains dan kedokteran saja, tetapi juga membawa dampak positif pada ekonomi AS.

Menurut dua ekonomi MIT, beberapa hal yang bisa dilakukan AS ke depan adalah mendanai pusat inovasi di negara bagian dan wilayah lainnya, seperti Silicon Valley, lalu pada mendanai ekonomi lokal dan fokus mengurangi ketidaksetaraan pendapatan. Selain itu, fokus meningkatkan konektivitas melalui perluasan broadband di pedesaan AS dan dengan meningkatkan infrastruktur penting untuk kepentingan jangka panjang.

3. Bersikap Tegas tapi Tidak Hiperbolik

Pemerintahan berikutnya diminta mulai merubah perspektifnya terhadap China. Jangan lagi melihat China sebagai momok ancaman keamanan nasional semata. Mungkin, argumen semacam itu ada benarnya, namun jika terlalu dijadikan momok, malah kan merongrong otoritas moral AS atau menjadikan AS kontraproduktif dalam hal lain.

Melihat China dengan perspektif seperti itu punya risiko tersendiri. Apalagi sampai melontarkan julukan kejam seperti 'virus China' yang pernah diucapkan Trump, bisa memunculkan lonjakan kejahatan rasial terhadap Asia-Amerika ke depannya.

4. Kontrol Kondisi Politik dan Domestik AS dengan Baik Terlebih Dahulu

Kekuatan militer dan ekonomi AS memang masih dominan, namun secara politik dan domestik masih jadi perdebatan oleh berbagai negara di dunia. AS masih sangat meraba-raba dalam hal menghadapi pandemi virus Corona, sementara China, satu langkah lebih baik dalam menangani hal tersebut, bahkan sangat efektif.

Ditambah lagi, soal pemilihan presiden AS yang hasilnya masih diperebutkan dan dicap rentan aksi curang, membuat lembaga demokrasi AS terlihat lemah dan jadi kemenangan buat China.

Bersaing melawan China tidak akan menyembuhkan perpecahan politik di AS. Untuk itu, kedua belah pihak (politik AS) harus berusaha menunjukkan bahwa AS dapat mengatur negaranya sendiri dengan kompeten.


Hide Ads