Ratapan Pengusaha Bengkel di Perbatasan: Omzet Merosot saat Pandemi

Ratapan Pengusaha Bengkel di Perbatasan: Omzet Merosot saat Pandemi

Angga Laraspati - detikFinance
Senin, 07 Des 2020 12:21 WIB
Nasabah BRI
Foto: Pradita Utama
Rupat -

Pandemi COVID-19 memang tidak memandang bulu, mulai dari pengusaha besar hingga pengusaha kecil tak luput dari dampak virus ini. Hal tersebut juga dirasakan oleh Diwa (30) seorang pengusaha bengkel motor kecil yang berada di perbatasan Malaysia RI, tepatnya di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kepada tim Tapal Batas detikcom, Diwa bercerita efek di masa pandemi amat terasa bagi ekonomi keluarganya. Efek tersebut sampai membuatnya hampir menangis karena bingung kegiatan apalagi yang harus ia lakukan keesokan harinya.

"Memang selama pandemi ini semuanya terasa sekali. Kalau bulan-bulan Maret tuh sebelum pandemi ibaratnya kita dapat Rp 2 juta-Rp 3 juta itu bisa. Tapi sekarang itu merosot banget, kadang-kadang buat kita sampai mau nangis karena mikir, besok kerja apalagi," ungkap Diwa kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun mengatakan masa pandemi membuat omzetnya menjadi benar-benar anjlok. Dari yang biasanya ia bisa meraup Rp 2 juta hingga Rp 3 juta, di masa pandemi ia hanya bisa mendapatkan Rp 700.000 hingga Rp 1 juta per bulannya.

"Itu terasa betul, kalau menurut aku ya dari segi ekonomi memang terasa turun. Benar-benar turun di hidup aku ini. Turunnya benar-benar terasa betul. Cuma kita berpikir tidak mungkin untuk bunuh diri, karena masih ada istri, anak, sama ibu," tutur Diwa.

ADVERTISEMENT

Diwa juga berkata ia sempat untuk melakukan pekerjaan lain karena harus memberi makan anak, istri, dan juga ibunya yang ada di rumah. Namun ia berpikir tidak mungkin untuk bekerja dengan orang lain, karena ia memiliki usaha bengkelnya sendiri dan tidak mau terikat dengan orang lain.

"Ya, istilahnya kalau kita kerja sama orang itu kan terasa banget. Lalu untuk melakukan pekerjaan yang macem-macem tak mungkinlah. Karena ada pesan dari saudara yang bekerja menjadi Polisi Militer di Papua untuk tidak bekerja yang aneh-aneh," imbuh Diwa.

Diwa pun menjadi 1 orang dari ratusan pengusaha kecil di Pulau Rupat yang mendapatkan bantuan BPUM dari Pemerintah. Ia pun merasa bersyukur bisa mendapatkan bantuan sebesar Rp 2.400.000 yang disalurkan oleh BRI di Pulau Rupat sehingga usaha yang ia miliki bisa tetap berjalan di masa pandemi kali ini.

"Memang kalau hitung-hitungan di musim pandemi ini sangat terbantu. Rp 2.400.000 itu buat saya sangat membantulah. Dari dana tersebut bisa aku belikan spare part untuk bengkel aku biar tetap berjalan. Jadi memang bersyukur banget dapat BPUM dari BRI," imbuhnya.

Ia pun juga berterima kasih kepada BRI karena saluran dana BPUM tersebut, kini omzet pendapatan bengkel yang miliki naik sekitar 15% dari sebelumnya hanya berada di angka 7%.

"Makanya itu karena adanya BPUM itu usaha saya yang sebelumnya cuma dapat Rp 700 ribu per bulan di masa pandemi sekarang bisa mendapatkan sekitar Rp 2 juta per bulan," pungkasnya.

Di ulang tahun BRI ke 125 yang mengangkat tema BRILian, BRI hadir di perbatasan untuk memberikan bantuan bagi para pengusaha kecil yang terdampak pandemi agar tetap dapat melanjutkan usahanya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.

(mul/ega)

Hide Ads