Sri Mulyani: Dalam Waktu Singkat, Ekonomi Dunia Kontraksi Dramatis

Sri Mulyani: Dalam Waktu Singkat, Ekonomi Dunia Kontraksi Dramatis

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 08 Des 2020 14:45 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komite IV DPD. Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani menjelaskan polemik desa fiktif di Sulawesi Tenggara.
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia membuat perekonomian di berbagai negara negatif. Hal ini karena adanya pembatasan skala besar yang bertujuan untuk menekan penyebaran virus.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pandemi ini memang mengubah seluruh aspek kehidupan di dunia. "Dalam waktu yang singkat terjadilah kontraksi ekonomi di seluruh dunia suasananya dramatis," kata dia dalam acara virtual, Selasa (8/12/2020).

Sri Mulyani mengungkapkan contohnya Inggris yang Menteri Keuangannya menyebut jika negara ini menghadapi kondisi terburuk dalam 300 tahun terakhir. Bukanlah waktu yang sebenar untuk negara sekuat Inggris mengalami gangguan perekonomian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi kontraksi di Inggris mencapai lebih dari 20%, defisit APBN yang sudah menyentuh double digit hingga Brexit.

"Semua negara menghadapi kondisi yang sama. Jika dilihat 9 bulan saja betapa banyak hal yang terjadi," kata Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Sejak diumumkan pandemi COVID-19 membuat panik seluruh sektor keuangan di dunia, termasuk di Indonesia. Seluruh modal kembali ke negara yang dianggap aman untuk berinvestasi. Namun saat ini tidak ada negara yang menjadi safe haven.

"Negara berkembang mengalami dampak yang luar biasa, capital outflow mendadak dalam magnitude yang besar. Indonesia sendiri dalam satu minggu mengalami capital outflow sampai Rp 124 triliun," ujar Sri Mulyani.

Lanjut halaman berikutnya>>>

Capital outflow ini menyebabkan nilai tukar mata uang terdepresiasi sangat dalam. Surat berharga mengalami penurunan harga dan yield terus naik. Kemudian harga minyak sempat mengalami negatif price.

"Seumur saya jadi menteri dan profesional ekonom. Belum pernah menghadapi harga minyak negatif. Kalau melonjak sering, volatil juga. Negatif price baru pertama kali," jelas dia.

Hal ini merupakan kondisi yang sangat dashyat yang terjadi di berbagai negara. Karena itu seluruh negara berupaya untuk menjaga kondisi ekonomi, dan menyelamatkan rakyat dengan kebijakan-kebijakan pemerintah.


Hide Ads