Driver ojek online (ojol) resah dengan rencana merger Gojek dan Grab. Setidaknya ada 3 hal yang dikhawatirkan, pemutusan mitra, kesejahteraan mitra, dan ancaman monopoli.
Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono menyatakan kekhawatiran yang pertama adalah apabila merger dilakukan bisa memicu pemutusan mitra driver secara massal.
Menurutnya, banyak perusahaan yang melakukan merger cepat atau lambat akan melakukan efisiensi. Bukan tidak mungkin menurutnya, efisiensi dilakukan dengan mengurangi jumlah mitra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para mitra ini resah, namanya akuisisi merger ini kalau terjadi pasti di mana mana selanjutnya aksi korporasi efisiensi. Mereka resah ini jadi gelombang pemutusan mitra sepihak kalau merger jadi dilakukan," kata Igun kepada detikcom, Rabu (9/12/2020).
Kemudian yang kedua, Igun menilai selama ini aplikator masih kurang memperhatikan kesejahteraan mitra drivernya. Dia khawatir hal ini terus berlanjut apabila merger Gojek dan Grab diwujudkan.
"Kinerja korporasi aplikator masih jauh ideal dan berimbang dalam hal transparansi nasib mitranya, baik jaminan sosial dan kesejahteraannya. Kami tidak yakin hal ini akan lebih baik bila merger terjadi," kata Igun.
Kekhawatiran yang ketiga adalah soal ancaman monopoli bisnis jasa transportasi online. Saat ini saja tanpa merger, Gojek dan Grab sudah menguasai pasar.
Berlanjut ke halaman berikutnya.