Beban utang Amerika Serikat saat ini mencapai lebih dari US$ 27 triliun atau setara Rp 378 kuadriliun. Angka yang teramat tinggi bagi tingkat beban utang nasional.
Di sisi lain, pemerintah AS di bawah Joe Biden diprediksi menambah utang dan fokus pada pengeluaran lebih banyak untuk stimulus di tengah krisis pandemi virus corona.
Kabar baiknya utang tetap murah. Imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun saat ini hanya 0,94%. Meski secara signifikan dari posisi terendah 0,39% pada bulan Maret ketika pandemi pertama kali membuat ekonomi Amerika Serikat terhenti, angka itu masih sangat rendah menurut standar historis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dorongan agresif untuk lebih banyak belanja infrastruktur adalah yang diharapkan. Dengan tingkat suku bunga sekarang, beban utang menjadi rendah," kata Joe Duran, kepala Manajemen Keuangan Pribadi Goldman Sachs, dalam sebuah wawancara dengan CNN Business, dilansir Rabu (9/12/2020).
Baca juga: Keluar dari Uni Eropa, Inggris Mulai Rayu AS |
Beberapa pihak mengharapkan lonjakan besar dalam imbal hasil obligasi jangka panjang dalam waktu dekat. Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan suku bunga mendekati nol selama beberapa tahun lagi.
Dengan suku bunga yang rendah, permintaan terhadap obligasi Treasury AS harus didorong agar tidak diborong oleh investor asing, terutama bank sentral Jepang dan China.
Langsung klik halaman selanjutnya