Jakarta -
Rusia baru saja mengumumkan larangan impor tomat Azerbaijan. Rusia beralasan, larangan impor tersebut terkait penggunaan pestisida.
Meski begitu, seperti dikutip dari BBC, Kamis (10/12/2020), keputusan itu diambil setelah Azerbaijan melawan sekutu Rusia, Armenia dalam perang 6 minggu di wilayah Nagorno-Karabakh.
Larangan tersebut mulai berlaku pada hari Kamis, hari di mana Azerbaijan akan menggelar parade kemenangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa analis melihat larangan tomat sebagai balasan. Analis berpandangan embargo itu sebagai tanggapan atas kemenangan Azerbaijan.
"Tanggapan Rusia terhadap parade kemenangan Azerbaijan," kata Gubad Ibadoghlu, seorang analis kebijakan di Baku Economic Research Center di Azerbaijan kepada Kantor Berita AFP.
Namun, pengawas pertanian Rusia Rosselkhoznadzor mengatakan larangan itu diperlukan untuk mencegah impor dan penyebaran pestisida ke Rusia. Hal itu setelah pihaknya mengidentifikasi zat berbahaya baru-baru ini.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Tomat Azerbaijan menyumbang lebih dari 30% buah yang dipasok ke Rusia. Azerbaijan adalah bagian dari Uni Soviet sampai memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1991 dan Rusia telah lama menjadi mitra dagang penting bagi negara berpenduduk hampir 10 juta orang itu. Produk minyak bumi adalah ekspor utama Azerbaijan.
Untuk diketahui, pertempuran pecah pada 27 September antara Armenia dan Azerbaijan. Tetapi, itu adalah serangkaian pertempuran kecil dan perang sejak akhir 1980-an. Kedua negara tidak pernah menyelesaikan sengketa wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah itu adalah bagian dari Azerbaijan tetapi penduduknya mayoritas Armenia dan sebagian besar dikuasai oleh Armenia. Azerbaijan adalah mayoritas muslim dan memiliki hubungan dekat dengan Turki, sedangkan Armenia sebagian besar beragama Kristen dan bersekutu dengan Rusia.
Setelah enam minggu, pertempuran berhenti pada akhir November ketika kedua belah pihak setuju untuk menandatangani kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia. Azerbaijan menguasai beberapa daerah yang akan dipegangnya, dan Armenia berjanji untuk menarik pasukan dari mereka.