Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) atau The Securities and Exchange Commission (SEC) mendenda perusahaan teknologi General Electric (GE) sebesar US$ 200 juta setara Rp 2,8 triliun (kurs Rp 14.160).
GE diketahui setuju untuk membayar denda tanpa mengakui atau menyangkal laporan dan investigasi dari SEC.
Dikutip dari CNBC, Kamis (10/12/2020) denda itu dilayangkan sebab GE dilaporkan telah melakukan manipulasi pada laporan keuangan di unit bisnis asuransi GE Capital dan listriknya GE Power.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan SEC, pada 2016 dan 2017 GE diduga telah melakukan manipulasi data keuangan di GE Power. Perusahaan tidak transparan atas bagaimana bisa mendapatkan keuntungan US$ 1 miliar pada 2016 dan pendapatan di 2017 pada kuartal III diduga berasal dari pengurangan biaya sebelumnya.
Mengutip dari Bloomberg Quint, GE juga diduga telah menurunkan biaya klaim di GE Capital antara 2015 dan 2017 dan tidak mengungkapkan risiko yang akan dihadapi oleh investor ke depannya. Saham GE sempat turun hampir 75% pada 2017 dan 2018 saat laporan dugaan itu disebarluaskan.
"Investor berhak atas gambaran akurat dari hasil keuangan perusahaan. Kegagalan pengungkapan laporan keuangan GE di berbagai bisnis secara material menyesatkan investor tentang bagaimana GE menghasilkan melaporkan pendapatan dan pertumbuhan kas serta risiko laten dalam bisnis asuransinya," jelas Direktur Divisi Penegakan SEC, Stephanie Avakian.
Avakian juga mengungkap bahwa perusahaan juga tidak transparan atas terkumpulnya kas senilai US$ 2,5 miliar yang telah mengorbankan piutang ke anak perusahaan GE lainnya.
Di bawah pimpinan CEO GE Larry Culp, para eksekutif sekarang mencoba untuk bangkit kembali setelah bertahun-tahun mengalami penurunan. Perusahaan, yang menjual bola lampu, sekarang memproduksi segala sesuatu mulai dari peralatan elektronik hingga suku cadang pesawat dan peralatan medis. GE memproduksi senjata digital dan keuangan.
Penyelidikan telah membuat GE dipenuhi kritikan. Culp berjanji untuk meningkatkan transparansi keuangan perusahaan. Dia juga merombak tim eksekutif dan membawa beberapa orang luar perusahaan, termasuk Chief Financial Officer Carolina Dybeck Happe, yang bergabung dengan GE tahun ini.
(ara/ara)