Pandangan yang membuat setiap orang harus mendapatkan perlakuan yang sama berdasarkan identitas gender mereka menjadi topik hangat di masyarakat. Pemikiran ini pun sudah dilihat di beberapa daerah, salah satunya di Pulau Rupat, Bengkalis, Riau.
Saat mengunjungi pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia dalam kegiatan Tapal Batas, detikcom dipertemukan dengan salah seorang perempuan yang bekerja sebagai mantri bank. Indah namanya, wanita 28 tahun sudah kurang lebih 1 tahun menjadi mantri bank dan menjadi salah satunya mantri perempuan dari tiga orang mantri bank yang ada di pulau dengan luas kurang lebih 1.500 km2 ini.
Kepada detikcom, Ia pun menceritakan pengalamannya selama menjadi mantri di Pulau Rupat, bagaimana perjuangannya dalam memberikan bantuan KUR kepada nasabah-nasabah yang ada di sana dan juga BPUM untuk menyelamatkan UMKM yang terdampak pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pernah paling jauh ke Titi Akar menggunakan sampan hingga 2 kali sampai ke Hutan Samak jaraknya kurang lebih ya sekitar 10 km dari kantor. Untuk pulang malam juga saya pernah balik dari Tanjung Medang yang jaraknya kurang lebih 20 km," ungkap Indah kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Dalam kesehariannya, Indah juga tampil dengan gaya yang nyentrik. Bagaimana tidak ia menyambangi rumah-rumah nasabah dengan menggunakan motor trail tinggi. Pada awalnya ia hanya mendapatkan motor bebek biasa. Jatuh bangun dari motor pun sering terjadi pada dirinya, namun itu tidak menyurutkan semangatnya untuk menghampiri nasabah-nasabah yang membutuhkan bantuannya.
![]() |
"Kalau terjatuh dari motor ya sudah sering kurang lebih 3 kali. Motor yang Indah dapat kan sebetulnya bukan motor trail tapi motor biasa, tapi dengan posisinya medan di Pulau Rupat tidak memungkinkan pakai motor biasa. Jadi ya baru-baru ini jago menggunakan motor kopling, karna memang tuntutan. Kalau tidak bisa menggunakan nanti badan sakit, kalau minta disetirin terus nanti merepotkan terus. Jadi ya mau tidak mau," ungkap Indah.
Berbagai cerita menarik pun pernah ia temui selama mendatangi beberapa nasabah di Pulau Rupat. Salah satunya ketika ia harus mendatangi nasabah yang berada daerah Titik Akar dengan jarak kurang lebih 10 km dari BRI Unit Rupat.
Kala itu, ia harus pergi dalam kondisi hujan. Jalan di sebagian Pulau Rupat pun masih banyak yang belum teraspal. Ia juga sudah diingatkan oleh rekan-rekannya untuk membawa motor trail, namun Indah memutuskan untuk membawa motor biasa dengan alasan agar bisa menyimpan jaketnya.
Namun, apa daya motor yang ia tunggangi harus tersangkut ke dalam lumpur dan membuatnya terjatuh. Saat itu pun Indah tidak melihat siapapun di sekelilingnya, sehingga ia memutuskan untuk mengangkat motornya sendirian.
![]() |
"Itu aku ngangkat motornya sendiri bang, ada kali 10 menitan aku angkat itu motor dari lumpur. Terus pas aku jalan, itu karet-karet yang buat menaruh kaki (footstep) lepas bang. Karena motor itu sudah masuk setengahnya ke dalam lumpur," ungkap Indah.
Ia pun mengatakan selama menjadi mantri di BRI di Pulau Rupat, Indah sangat senang karena BRI menjadi satu-satunya yang memiliki banyak nasabah. Apalagi ketika ia bertemu dengan nasabah yang notabene adalah ibu-ibu, Indah langsung disambut baik oleh mereka.
"Untuk nasabah ya beberapa ada yang senang bertemu saya terutama nasabah ibu-ibu karena baru pertama kali bertemu mantra yang perempuan juga di Pulau Rupat. Mereka sangat menyambut lah keberadaan saya di sini juga. Dengan mantri perempuan jadi mereka merasa lebih enak ngobrolnya dan lebih leluasa," ujar Indah.
![]() |
Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Dumai yang membawahi BRI Unit Rupat Muhammad Fendi Maulana mengungkapkan tugas dari seorang mantri adalah menyalurkan atau menghimpun dana dari masyarakat dengan cara mencari orang yang ingin menabung atau menyimpan baik dalam bentuk deposito, simpedes, britama, tabungan, tabunganku atau simpel.
Kemudian tugas lainnya menyesuaikan dengan program pemerintah, seperti sekarang di pandemi ini pemerintah menyalurkan banyak sekali program pemulihan ekonomi nasional salah satunya dengan menyalurkan BPUM.
"Tugas mantri adalah untuk memverifikasi ketika usulan dari BRI, ketika usulan bukan dari BRI maka kita sebagai bank penyalur maka mantri-mantri ini bisa menggerakkan ekonomi dengan cara setelah mendapat bantuan masyarakat ini bisa diberikan tambahan modal kerja atau investasi apabila nanti memerlukan pengembangan usaha berikutnya," jelas Fendi.
Di sisi lain, para mantri juga memiliki tugas mulia yaitu mengedukasi dan mengubah pola dari masyarakat yang tidak terbiasa dengan digital menjadi melek digital.
"Sementara kita tau masyarakat sekarang tidak bisa dipisahkan dengan digitalisasi maka tugas mantri lainnya ialah untuk menggeser pola pembayaran dari cash menjadi non cash, seperti produk kami seperti BRImo, LinkAja, edc dan agen BRILink," pungkasnya.
Di ulang tahun BRI ke 125 yang mengangkat tema BRILian, BRI hadir di perbatasan untuk memudahkan masyarakat melakukan transaksi perbankan di Pulau Rupat untuk menjadikan potensi ekonomi yang dimilikinya lebih berkembang.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.
(akn/hns)