Pencarian bantuan subsidi upah (BSU) atau BLT gaji dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sudah terealisasi 98,8% dari 12,4 juta penerima. Dari angka itu, masih ada 140.000 pekerja yang belum bisa dicairkan, padahal pencairan BSU sudah memasuki tahap kedua.
Staf Khusus Kemenaker Reza Hafiz menjelaskan, penyebab masih adanya ratusan ribu pekerja yang belum mendapatkan BSU tahap 1 ada di rekeningnya. Mulai dari rekening yang sudah tidak aktif, atau nama pemilik berbeda dengan di KTP.
"Jadi ketika ditransfer itu, rekeningnya itu retur. Jadi uangnya balik lagi. Kenapa? Ada masalah contoh rekeningnya itu mati, atau nomornya nggak sama. Bisa jadi karena nama di KTP dan rekening beda, itu juga ada masalah di situ," kata Reza dalam dialog FMB9 yang disiarkan virtual, Kamis (10/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, persoalan itu diserahkan sepenuhnya ke BPJS Ketenagakerjaan selaku penyedia data pekerja yang menerima BLT gaji.
"Nah untuk masalah-masalah itu kami serahkan kembali datanya ke BPS. Itu ada sekitar 140.000 yang kami kembalikan datanya ke BPJS," ungkap Reza.
Ia menegaskan, Kemenaker selaku penyalur anggarannya tidak bisa mencairkan langsung ke pekerja. Pasalnya, seluruh data memang dipusatkan di BPJS Ketenagakerjaan.
"Kalau yang kita revisi sendiri malah kita salah. Kita nggak bisa langsung kasih ke siapa pun, karena nggak bisa disalurkan. Makanya kami kembalikan ke BPJS," imbuh dia.
Terkait BLT gaji ada di halaman berikutnya>>>