Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengumumkan pertumbuhan ekonomi Inggris sebesar 0,4% di Oktober 2020. Meski masih di zona positif, angka tersebut kembali menurun dari bulan-bulan sebelumnya.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi Inggris dikarenakan kebijakan pembatasan sosial alias lockdown akibat terjadinya serangan gelombang kedua COVID-19.
"Perekonomian tetap jauh di bawah ukuran sebelum krisis," kata Kantor Statistik Nasional Inggris yang dilansir dari BBC, Kamis (10/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perekonomian Inggris sendiri sebetulnya sudah berhasil bangkit dari zona negatif atau pada saat pembatasan sosial jilid pertama di Maret dan April. Pada saat itu, pertumbuhan ekonomi Inggris terjun hingga minus 19,5%.
Pertumbuhan ekonomi Inggris sebesar 0,4% menandakan gelombang kedua COVID menjadi faktor utama perlambatan ekonomi dari bulan September yang berhasil tumbuh 1,1%.
Meski begitu, Kantor Statistik Nasional Inggris menyebut beberapa sektor sudah mengalami pertumbuhan, seperti pendidikan, ritel, manufaktur khususnya kendaraan roda empat di Oktober 2020. Sementara di sektor akomodasi hotel dan restoran mengalami perlambatan karena pemberlakuan jam malam.
Kepala ekonom di PwC, Jonathan Gillham mengatakan banyak ekonom yang sudah memprediksi pembatasan sosial yang diberlakukan kembali akan berdampak pada perekonomian Inggris.
"Secara keseluruhan, masih ada kurangnya kepercayaan terhadap ekonomi, dengan sektor-sektor seperti akomodasi dan makanan yang terkena dampak paling parah," katanya.
Dengan kondisi ini, perekonomian Inggris diproyeksikan akan berkontraksi 11,3% di sepanjang tahun 2020. Jika benar begitu, maka angka tersebut merupakan paling rendah dalam 300 tahun.
Office for Budgetary Responsibility (OBR) memproyeksikan ekonomi Inggris belum bisa ke level normal sebelum pandemi COVID-19 hingga akhir tahun 2022.
(hek/dna)