Gara-gara Corona, Bos Lion Air Terdepak dari Daftar 50 Orang Terkaya RI

Gara-gara Corona, Bos Lion Air Terdepak dari Daftar 50 Orang Terkaya RI

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 11 Des 2020 14:08 WIB
Poll Rusdi Kirana
Rusdi Kirana/Foto: Istimewa
Jakarta -

Dua bersaudara Kusnan dan Rusdi Kirana, pendiri dari Lion Air Group harus terdepak dari daftar 50 orang terkaya Indonesia yang baru dirilis majalah Forbes. Padahal, kedua bersaudara itu sempat menduduki urutan ke-8 pada tahun 2019.

Dilansir Forbes, Jumat (11/12/2020), penyebab dari keduanya terdepak dari daftar 50 orang terkaya RI itu tak lain karena pandemi virus Corona (COVID-19) yang berdampak ke perusahaan. Pada faktanya, maskapai memang salah satu bisnis yang paling menderita di tengah pandemi.

Berdasarkan catatan detikcom, pada 2 Juli 2020 lalu, perusahaan mengumumkan pengurangan tenaga kerja Indonesia dan asing (expˆatriate). Metode pengurangan berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pendapatan perusahaan yang surut akibat anjloknya jumlah penumpang memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi dengan memotong penghasilan seluruh manajemen dan karyawan dengan nilai persentase bervariasi yang dilaksanakan pada Maret-Juni 2020.

Belum selesai persoalan itu, pada September 2020 lalu perusahaan penyewa pesawat Goshawk Aviation menggugat Lion Air pada pengadilan litigasi di London, Inggris. Mereka menuntut Lion Air membayar US$ 12,8 juta (Β£ 10 juta) atau sekitar Rp 189 miliar (dalam kurs Rp 14.800). Lion Air disebut berutang untuk biaya sewa tujuh pesawat Boeing 737.

ADVERTISEMENT

Hal itu pun dikonfirmasi langsung oleh Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait. Ia mengaku pihaknya terpaksa menunggak sewa pesawat. Sebab, pesawat tak bisa terbang saat pandemi Corona.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Selain kakak-beradik pendiri Lion Air Group itu, ada 3 pebisnis lainnya yang juga terdepak dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia. Pertama ialah Kardja Rahardjo, yang pada tahun lalu menduduki urutan ke-31. Kardja adalah Presiden Direktur PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk.

Perusahaannya itu bergerak di bidang jasa penyewaan kapal penunjang kegiatan lepas pantai yang mencakup layanan pada chartering, re-chartering, dan pengiriman transhipment Accommodation Work Barge (AWB) dan Anchor Handling Tug Supply (AHTS).

Kedua, Donald Sihombing yang merupakan pendiri dari perusahaan konstruksi PT Totalindo Eka Persada. Perusahaannya itu membangun hotel bintang 5 ternama di DKI Jakarta, yakni Four Seasons. Pada tahun 2019, pria berusia 63 tahun itu menduduki urutan ke-34 dalam daftar Forbes.

Konstruksi merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi Corona. Di pasar modal, kinerja emiten dengan kode saham TOPS itu sudah loyo sejak awal tahun. Berdasarkan data RTI, di awal 2020 saham TOPS masih dijual Rp 308 per lembar. Namun, kini hanya dibuka pada penawaran Rp 50 per lembar. Kondisi itu menunjukkan, saham TOPS telah terkikis hingga 83,7%.

Konglomerat terakhir yang harus terdepak dari daftar Forbes ialah Aksa Mahmud. Ia adalah pendiri Bosowa Corp yang kini menginjak usia ke-75. Pada tahun 2019, ia menduduki urutan ke-44 pada daftar 50 orang terkaya. Di tahun 2020 ini, posisinya itu ditempati oleh Jerry Ng, bankir yang baru saja memulai debutnya dalam klub orang tajir Indonesia itu.

Pria kelahiran Sulawesi Selatan itu merupakan politikus partai Golkar. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR selama periode 2004-2009.

(ara/ara)

Hide Ads