Dahulu masyarakat di sekitar Perbatasan Aruk-Malaysia, Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, memiliki akses terbatas untuk mendapat layanan perbankan. Seperti yang pernah dialami oleh Pedagang Sembako di Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Artiah (45). Ia mengatakan dulu belum ada kantor bank di daerahnya ditambah kondisi jalan yang kurang memadai.
Hal itu membuatnya mau tak mau harus menyusuri sungai menggunakan motor air (perahu motor) untuk menuju desa lain agar bisa menabung.
"Dulu nabung ke (Desa) Sekura pakai motor air," ungkapnya kepada detikcom belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses jalan di Kecamatan Galing memang cukup sulit untuk dilalui kendaraan bermotor, apalagi sebelum PLBN Aruk didirikan. Kala itu akses jalan masih berupa tanah liat. Ketika hujan, tentu saja jalan menjadi becek, bergenang, dan lebih sulit dilalui.
Tak heran bila masyarakat setempat, termasuk Artiah lebih memilih transportasi air. Artiah dan masyarakat Kecamatan Galing pun setidaknya harus bangun pukul 02.00 pagi agar bisa sampai di bank pukul 07.00, lalu selesai pada pukul 10.00 dan sampai di rumah lagi ketika sore.
Motor air yang digunakan oleh Artiah dan masyarakat Kecamatan Galing lainnya hanya beroperasi satu kali sehari.
"Muatnya sih 30-40 (orang) untuk ke Sekura, sekali keberangkatan sekali pulang. Motor air beroperasi tiap hari, dulu sebelum jalan bagus kan akses jalan dari sungai," kata Staf BRI Unit Galing, Jefrizal Tabli.
Namun setelah didirikannya BRI Unit Galing di Kecamatan Galing pada 2011 dan PLBN Aruk pada 2017 membuat akses jalan kian mudah. Motor air kini hanya digunakan untuk mengangkut perabotan rumah tangga, terutama ketika harus menyeberang dari Desa Galing, Kecamatan Galing ke Desa Teluk Pandan, Kecamatan Galing karena untuk ke Desa Teluk Pandan belum dapat dilalui dengan jalur darat.
"Nggak kayak pas ramai dulu, sekarang motor air dipakai untuk keperluan ngangkut barang-barang rumah tangga, kursi, dan lain-lain, (Ke Desa Teluk Pandan) nggak bisa soalnya harus nyebrang," katanya.
Tak hanya menghadirkan Kantor Unit BRI yang makin dekat dengan perbatasan. Di usianya yang memasuki 125 tahun ini dengan membawa tema BRILian, Bank BRI juga hadir di perbatasan untuk menyelamatkan UMKM terdampak pandemi di masa yang serba sulit ini.
Artiah menjadi satu dari sekian banyak UMKM-UMKM di Kecamatan Galing yang mendapat Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 2,4 juta yang disalurkan melalui Bank BRI.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.
(prf/hns)