Mudahnya Ternak Itik Alabio, Bisa Panen Telur Setiap Hari

Mudahnya Ternak Itik Alabio, Bisa Panen Telur Setiap Hari

Abu Ubaidillah - detikFinance
Selasa, 15 Des 2020 11:19 WIB
Peternak Itik di Sambas
Kegiatan ternak itik alabio (Foto: Abu Ubaidillah/detikcom)
Sambas -

Itik alabio merupakan unggas yang berasal dari Kalimantan Selatan. Beternak itik ini menjadi daya tarik sebagian orang karena telurnya bisa dipanen setiap hari tanpa dibuahi itik jantan.

detikcom berkesempatan menemui salah satu Peternak Itik Alabio di Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Eko Sanjaya (34). Eko menyebut itik ini bisa bertelur tanpa dibuahi itik jantan, namun tentunya tidak bisa menetas jadi anak itik.

"Itik alabio bisa bertelur tanpa laki-laki, bisa bertelur tapi nggak bisa jadi anak karena nggak dibuahi," kata Eko kepada detikcom belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itik alabio memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh itik lainnya, yakni postur tubuhnya ramping seperti botol. Bobot badan dewasa antara 1,59-1,72 kg. Itik alabio jantan memiliki warna bulu coklat totol-totol hitam atau putih pada bagian kepala atas, coklat abu-abu muda pada bagian punggung dengan ekor warna hitam melengkung ke atas, dada berwarna coklat putih keabuan, sayap berwarna coklat kerlip perak hijau kebiruan.

Warna bulu itik betina biasanya hitam-putih pada bagian atas, coklat keabuan pada bagian punggung, dada, dan sayap dengan ekor lurus ke belakang. Warna ceker dan paruh itik alabio kuning gading tua, sementara warna kerabang telurnya hijau kebiruan.

ADVERTISEMENT

Eko mengaku baru pada tahun 2020 ini beternak itik alabio, sebelumnya ia merupakan petani lada. Namun karena lada yang ia tanam sering mati dan gagal panen tahun lalu, ia memutuskan untuk alih profesi.

Eko membeli itik yang masih kecil di Sambas sekitar 50 ekor setelah mendapat cerita betapa mudahnya beternak itik alabio dari temannya. Dipilihnya itik yang masih kecil tentu ada pertimbangannya.

"Kalau harga jelasnya lebih murah, kalau yang besar Rp 60 ribu lebih per ekor, sulit lah perawatan yang kecil cuma kalau yang besar agak susah, pertimbangan harga, umur (yang besar) belum tahu, kalau dari kecil kita kan perawatan tahu dia umur sekian," katanya.

Eko menjelaskan setelah 6-7 bulan dibesarkan, itik alabio mulai bisa memproduksi telur. Ia mengaku dari sekitar 50 ekor itik yang ia pelihara, jumlah telur yang bisa didapat adalah 15-20 butir.

Sekitar dua hari, ia bisa mendapat sekitar 30 telur itik alabio yang siap dijual ke masyarakat sekitar Kecamatan Galing yang tak jauh dari perbatasan Aruk-Malaysia dengan harga Rp 2.500 per butir.

Ia juga menjelaskan usia produktif maksimal itik alabio bisa mencapai 2 tahun. Setelah 2 tahun, itik bisa dijual dan diganti dengan yang baru. Soal pakan, Eko mengatakan biasa memberinya merang dan dedak.

Peternak Itik di SambasPeternak itik alabio, Eko Sanjaya (34) Foto: Abu Ubaidillah/detikcom


Untuk memulai usahanya ini, Eko mengaku mendapat Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 2,4 juta yang disalurkan lewat Bank BRI. Tak semua uang itu ia gunakan untuk membeli itik, sebagian lagi digunakan untuk membeli barang kebutuhan pokok.

"Pencairan cepat sih nggak dipersulit, syaratnya KTP, buku tabungan," ungkapnya.

Di ulang tahun BRI ke 125 yang mengangkat tema BRILian, BRI hadir di perbatasan untuk memberikan bantuan bagi para pengusaha kecil yang terdampak pandemi agar tetap dapat melanjutkan usahanya. Salah satunya dengan membantu menyalurkan BPUM kepada UMKM-UMKM terdampak.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.

(akn/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads