Kualitas Hidup Masyarakat Jakarta Paling Tinggi se-Indonesia

Kualitas Hidup Masyarakat Jakarta Paling Tinggi se-Indonesia

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 15 Des 2020 14:48 WIB
Sejumlah warga beraktivitas di Mall Astha, Jakarta, Senin (16/11/2020). Pusat perbelanjaan baru tersebut berada di kawasan perkantoran Ibu Kota. Lokasi yang berada di District 8 SCBD tersebut memiliki pemandangan indah gedung-gedung pencakar langit dari atas mallnya.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia berada di level 71,94 pada tahun 2020. Angka tersebut tumbuh tipis 0,03% atau 0,02 poin dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar 71,92.

Indeks pembangunan manusia mengukur kualitas hidup manusia yang dilihat dari kualitas kesehatan, pendidikan dan pengeluaran per kapita per tahun. IPM dipakai untuk mengukur seberapa jauh program pembangunan yang telah dilakukan pemerintah untuk dapat meningkatkan kualitas hidup manusianya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan IPM tertinggi ada pada DKI Jakarta yaitu di level 80,77 yang disusul oleh Yogyakarta di level 79,97, dan Kalimantan Timur di level 76,24. Sementara yang paling rendah terjadi di Papua yaitu 60,44, Papua Barat di 65,19, dan Nusa Tenggara Timur di level 66,11.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun dari 34 provinsi, hanya DKI Jakarta yang masuk ke dalam daftar sangat tinggi tingkat IPM, sementara 22 provinsi lainnya tergolong tinggi, dan 11 provinsi tergolong sedang.

"IPM tertinggi tercatat di Provinsi DKI Jakarta statusnya sangat tinggi. IPM terendah adalah Provinsi Papua statusnya sedang," kata Suhariyanto dalam video conference, Jakarta, Selasa (15/12/2020).

ADVERTISEMENT

Adapun peningkatan IPM Indonesia tahun 2020 tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya karena terdampak pandemi COVID-19. Adapun rata-rata pertumbuhannya sebesar 0,78% per tahun.

"Kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan, sedangkan dari sisi pengeluaran per kapita yang disesuaikan mengalami penurunan," katanya.

Kenapa IPM Indonesia melambat di tahun ini? Klik halaman selanjutnya.

Perlambatan pertumbuhan IMP tahun 2020, dikatakan Suhariyanto terlihat dari indikator pengeluaran per kapita yang turun menjadi Rp 11,01 juta pada tahun 2020 dari yang sebelumnya sebesar Rp 11,30 juta.

Selanjutnya, Suhariyanto mengungkapkan ada harapan bagi anak-anak berusia tujuh tahun untuk bisa mengambil serta menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Diploma I atau waktu mengambil pendidikan selama 12,98 tahun.

Menurut Suhariyanto, terjadi peningkatan 0,03 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 12,95 tahun untuk anak-anak yang mengakses pendidikan.

Sementara dari rata-rata waktu lama sekolah untuk usia 25 tahun ke atas meningkat 0,14 tahun menjadi 8,48 tahun dari yang sebelumnya 8,34 tahun.

Dari sisi kesehatan, pria yang akrab disapa Kecuk ini mengungkapkan bagi bayi yang lahir di tahun 2020 memiliki harapan bisa hidup sampai 71,47 tahun atau lebih lama 0,13 tahun.

Halaman 2 dari 2
(hek/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads