Kementerian Perhubungan resmi meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Tol Laut (Sitolaut). Aplikasi itu merupakan pengembangan dari Logistic Communication System (LCS), untuk memudahkan para pengguna jasa tol laut mengakses melalui media elektronik.
Dengan Sitolaut, diharapkan dapat memudahkan pengguna jasa dalam bertransaksi terkait kegiatan tol laut. Di dalamnya mempertemukan para penjual barang, pembeli barang, pengangkut barang, operator kapal, dan regulator dalam hal ini pemerintah.
"Pada progres pengembangannya, Sitolaut merupakan aplikasi yang dibangun guna menunjang kegiatan operasional tol laut barang dan ternak," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Antoni Arif Priadi dalam launching Sitolaut yang disiarkan melalui Youtube Kemenhub151, Selasa (15/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Antoni bilang, adanya aplikasi Sitolaut dapat memonitoring seluruh kegiatan di tol laut seperti pergerakan barang dari supplier hingga ke reseller. Keunggulan lainnya juga dapat melihat pergerakan kapal dan memantau disparitas harga di lapangan.
"Dengan dilaksanakannya penerapan Sitolaut untuk monitoring kegiatan tol laut ini menunjukkan kesungguhan dan komitmen semua instansi baik dari sisi pengangkutan, dagangan dan distribusi barang dan ternak," imbuhnya.
Adanya Sitolaut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pengiriman tol laut agar dapat meningkatkan konektivitas pada daerah terluar, tertinggal, terdepan dan perbatasan (3TP)
"Dengan begitu dapat bersinergi untuk meningkatkan pelayanan agar berjalan cepat, terpercaya, transparan, dan terstandar, serta biaya yang minimal," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap aplikasi ini dapat menghubungkan sampai ke pelosok tanah air. Sehingga hasil bumi yang utamanya dari Indonesia Timur, bisa terdistribusi ke daerah lainnya di Indonesia.
"Pemerintah berharap bahwa aplikasi Sitolaut ini dapat mendorong agar hasil bumi dari Indonesia bagian timur bisa dibawa oleh kapal-kapal kita. Sehingga teman-teman yang ada di Jawa mengkonsumsi barang hasil yang ada dari Indonesia timur," kata Budi.
(dna/dna)