Perusahaan kuliner sebesar PT Fast Food Indonesia Tbk turut merasakan hebatnya hantaman pandemi COVID-19. Pengelola KFC di Indonesia itu terpaksa menutup sementara 33 gerainya hingga merugi tahun ini. Berikut 3 faktanya.
1. Tutup 33 Gerai
Perusahaan bahkan terpaksa harus menutup 33 gerainya, meski hanya bersifat sementara. Informasi itu tertuang dalam hasil tanya jawab paparan publik yang digelar perusahaan yang diunggah di laman keterbukaan informasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa faktor yang mendasari perusahaan menutup sementara 33 gerai KFC, salah satunya gerai itu berlokasi di beberapa transit point bandara dan stasiun. Kemudian pemilik area properti di mana gerai KFC berada tutup sementara.
"33 gerai KFC tersebut bukan berarti tutup atau berhenti beroperasi, jika nantinya keadaan sudah membaik dan area properti sudah buka kembali, kami berencana untuk mengoperasikan kembali 33 gerai tersebut," tulis perusahaan dilansir, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: KFC Tutup 33 Gerai |
2. Rugi
Fast Food Indonesia mengakui tak bisa memutarbalikkan keadaan di masa pandemi ini. Sudah dipastikan di akhir tahun 2020 perusahaan mengalami kerugian.
"Kalau di tahun 2020, mengenai proyeksi laporan laba rugi tadi disampaikan bahwa kami sudah merugi dan tidak dapat dipulihkan di akhir tahun. Dengan sisa kuartal terakhir, kami mengharapkan dapat recovery di tahun 2021," jawab perseroan dilansir dari website IDX, Selasa (15/12/2020).
Pihak perusahaan menegaskan sudah melakukan beberapa inisiatif untuk mengurangi biaya pengeluaran. Di antaranya biaya operasional, gaji karyawan, rental, listrik, dan lainnya dengan tujuan mencapai break even point atau impas.
Namun hal itu tetap tidak bisa tercapai, oleh karena itu perusahaan mengalami kerugian. Sebab untuk mencapai impas, perusahaan harus mengantongi penjualan sekitar RP 500-520 miliar.
Meski begitu perusahaan yakin tahun depan kinerja akan kembali pulih. KFC Indonesia menargetkan penjualan di 2021 mencapai Rp 7 triliun.
Untuk menunjang kinerja tahun depan KFC Indonesia menyiapkan belanja modal sebesar Rp 300-350 miliar.