Defisit fiskal Indonesia terus meningkat selama masa pandemi COVID-19. Peningkatan defisit itu diperkirakan akan mengerek rasio utang Indonesia.
Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) Desember 2020 memperkirakan utang Indonesia di 2022 akan melompat menjadi 43% terhadap PDB dengan defisit fiskal yang mencapai 3% terhadap PDB.
"Utang publik diproyeksikan meningkat signifikan hingga 43,0% terhadap PDB pada tahun 2022 dan kemudian mulai stabil pada tahun 2023-2024," tulis Bank Dunia dalam laporan itu yang diluncurkan Kamis (17/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk 2020 sendiri Bank Dunia memperkirakan defisit fiskal mencapai 6% terhadap PDB, dengan rasio utang diproyeksikan mencapai 37,5%. Angka itu meningkat jika dibandingkan dengan posisi rasio utang di 2019 sebesar 30,23% terhadap PDB.
Baca juga: Oktober 2020 Utang Luar Negeri RI Rp 5.828 T |
Rasio utang juga diperkirakan kembali naik di 2021. Dalam laporan IEP itu disebutkan proyeksinya mencapai 40,9% terhadap PDB.
Dalam laporan itu Bank Dunia juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari -1,6% menjadi -2,2. Kontraksi ekonomi yang buruk itu pertama kalinya terjadi dalam dua dekade di Indonesia.
Namun diperkirakan ekonomi Indonesia akan mulai kembali membaik pada 2021 dan perlahan menguat pada 2022. Diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 akan naik menjadi positif 4,4% dan 2022 4,8%.
Namun proyeksi itu akan sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian yang tinggi terkait pandemi COVID-19 di Indonesia. Jika kondisi masih buruk Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi RI di 2021 3,1% dan 2022 3,8%.