Kenapa Biaya Rapid Test Antigen di Luar Jawa Lebih Mahal?

Kenapa Biaya Rapid Test Antigen di Luar Jawa Lebih Mahal?

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 18 Des 2020 18:25 WIB
104 Warga Jalani Rapid Test Swab Antigen

Warga mengikuti tes swab rapid tes antigen di Walikota Jakarta Timur, Jakarta, Rabu (16/12/2020). Sebanyak 104 warga menjalani rapid tes swab antigen. hw
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk rapid test antigen di luar Jawa Rp 275 ribu, lebih mahal ketimbang di Pulau Jawa Rp 250 ribu.

Direktur Pengawasan Bidang Pertahanan dan Keamanan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Faisal menjelaskan alasan biaya di luar Jawa lebih mahal.

"Yang paling besar kontribusi pembentukan harga itu ada pada antigennya, itu, cartridge-nya. Jadi, yang membedakan terbesar itu ada cartridge, gitu," kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPKP bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempertimbangkan bahwa di luar Jawa ada komponen tambahan, yakni biaya distribusi. Itu membuat biaya rapid test antigen di Jawa lebih murah.

"Nah untuk luar Jawa itu kita mempertimbangkan kemungkinan ada tambahan mata rantai lagi yang diperlukan sehingga tentu harganya berbeda kalau yang dijual di Jawa, dan juga pertimbangan mungkin ongkos kirim, delivery ke sana," paparnya.

ADVERTISEMENT

"Tentu harga Papua dengan di Jakarta ataupun dengan yang di Banda Aceh tentu berbeda. Nah pertimbangan yang terbesar itu ada di komponen antigennya ya, cartridge-nya. Kalau yang lain semuanya sama kita hitung itu," jelasnya.

Komponen pembentuk biaya rapid test antigen pun dijelaskan di dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/1/4611/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Test Antigen Swab, sebagaimana dijelaskan Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dr Azhar Jaya.

"Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah perlu menetapkan standar tarif pemeriksaan rapid test antigen swab dengan mempertimbangkan komponen jasa pelayanan, komponen bahan habis pakai, dan reagen, dan komponen biaya administrasi, dan komponen lainnya," tambahnya.

(toy/ara)

Hide Ads