Mau Beli Perusahaan di AS, Philips Kucurkan Rp 39 Triliun

Mau Beli Perusahaan di AS, Philips Kucurkan Rp 39 Triliun

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 18 Des 2020 22:19 WIB
Petugas money changer melayani customer di layanan penukaran uang di ITC Ambasador, Jakarta, Selasa (13/9/2016). Menurut Reuters, dolar AS dibuka di Rp 13.097 pada Selasa (13/9/2016) pagi atau lebih rendah dibandingkan posisi akhir pekan lalu di Rp 13.104. (Ari Saputra/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Perusahaan teknologi asal Belanda, Philips akan membeli perusahaan diagnostik dan monitoring jantung Amerika Serikat (AS) BioTelemetry senilai US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 39,48 triliun (kurs Rp 14.100). Langkah ini akan memperkuat penawaran produk perawatan jarak jauh.

Mengutip CNBC, Jumat (18/12/2020), Philips menyatakan akan membayar US$ 72 per saham BioTelemetry yang beredar secara tunai. Saham Philips naik 2% pada awal perdagangan dan menjadikannya salah satu terbesar di indeks AEX, bluechip Amsterdam.

BioTelemetry memiliki sekitar 1.900 karyawan. Perusahaan fokus pada diagnosis dan pemantauan jarak jauh pada gangguan irama jantung yang mewakili 85% dari penjualan senilai US$ 439 juta tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi korporasi ini akan menjadi bagian bisnis perawatan yang terhubung, di mana menawarkan berbagai platform dan perangkat yang memungkinkan pasien untuk tinggal di rumah sambil dipantau.

Philips mengandalkan peningkatan harapan hidup dan penyakit kronis ini menjadi pilar pertumbuhan di masa depan. Sementara, pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan permintaan akan solusi pemantauan jarak jauh.

ADVERTISEMENT

"Kami selalu sangat optimistis tentang perawatan yang terhubung," kata Kepala Eksekutif Frans van Houten.

"Dengan COVID, kami telah melihat percepatan permintaan dan menurut kami akuisisi ini sangat cocok di era di mana pemantauan pasien jarak jauh akan menjadi semakin penting," sambungnya.

Philips telah fokus pada perawatan kesehatan setelah melepas divisi pencahayaan dan elektronik konsumernya beberapa tahun terakhir. Perusahaan berharap dapat menyelesaikan pembelian pada kuartal pertama 2021.

(acd/hns)

Hide Ads