RI-Korsel Resmi Teken Kerja Sama Dagang, Apa Untungnya?

RI-Korsel Resmi Teken Kerja Sama Dagang, Apa Untungnya?

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 20 Des 2020 17:06 WIB
drone korea selatan
Foto: Ministry of Land, Infrastructure and Transport
Jakarta -

Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA). Dengan begitu akses produk barang dan jasa Indonesia ke Korsel akan semakin mudah dan murah.

Hubungan dagang IK-CEPA ini diharapkan memberikan lonjakan ekspor Indonesia mulai tahun depan ketika perjanjian sudah diratifikasi kedua belah pihak.

"Kita berharap utilisasi surat keterangan asal (SKA) sebagai implementasi IK-CEPA bisa melonjak sebagaimana perjanjian-perjanjian lain yang sudah kita selesaikan," kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dalam keterangan tertulis yang dikutip detikcom, Minggu (20/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia disebut sangat diuntungkan dengan IK-CEPA itu dilihat dari komparasi pos tarif masing-masing negara. Secara keseluruhan, Korsel akan mengeliminasi 95,54% pos tarif barang dan jasa dari Indonesia. Sebaliknya, Indonesia hanya mengeliminasi 92,06% pos tarif produk barang dan jasa dari Korsel.

"Dilihat dari komposisi preferensi tarif tersebut, selain arus ekspor meningkat, ekonomi dalam negeri juga akan lebih bisa tumbuh dengan kemudahan investasi dari Korsel di Indonesia," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Secara detail, IK-CEPA akan mengintegrasikan pasar yang besar di Korsel dan Indonesia. IK-CEPA juga akan menjadi elemen penguat ekspor Indonesia di Kawasan Asia selain pola kerja sama lain seperti Regional Economic Partnership Agreement (RCEP) yang juga baru saja ditandatangani beberapa waktu lalu.

"Pasar Asia terus tumbuh dan akan menjadi kontributor utama ekonomi dunia. Ini yang harus dimanfaatkan. Indonesia harus jadi pelaku penting dalam mata rantai produksi global serta mengambil peran yang besar dalam integrasi Asia," ucap Jerry.

Jerry menyebut pemerintah akan berkomitmen untuk mendukung terciptanya ekonomi yang terbuka, adil dan inklusif baik di level bilateral, regional maupun global. Hal itu didorong oleh kemanfaatannya dalam membangkitkan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Pandemi COVID-19 dinilai bukan halangan, dia mencontohkan seperti Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini yang bisa melampaui target transaksi mencapai US$ 1,2 miliar atau 120% dari yang ditargetkan. Indonesia juga mencatatkan surplus perdagangan luar negeri yang terbesar sejak 2013 dengan nilai lebih dari US$ 19 miliar.

"Puji syukur kami bisa berkinerja sangat baik tahun ini. Di tengah sektor lain yang mungkin kurang optimal karena berbagai hambatan akibat COVID, perdagangan dalam negeri maupun luar negeri mencatat hasil yang sangat baik," tutup Jerry.

(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads