Rangkuman Pernyataan Mentan soal Ketahanan Pangan hingga Korupsi

Rangkuman Pernyataan Mentan soal Ketahanan Pangan hingga Korupsi

Angga Laraspati - detikFinance
Senin, 21 Des 2020 16:59 WIB
Syahrul Yasin Limpo
Foto: Kementan
Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kerap mengeluarkan pernyataan terkait perjuangan dalam membangun pertanian Indonesia. Ia juga kerap meyakinkan semua orang soal pentingnya sektor pertanian untuk memajukan ekonomi nasional.

Lalu, apa saja pernyataan dari Syahrul Yasin Limpo yang menggambarkan progres sektor pertanian untuk maju, mandiri dan modern? Berikut ini adalah rangkumannya.

Ketahanan Pangan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syahrul Yasin Limpo pernah menuturkan pandemi sebagai turbulensi global yang paling dahsyat, sebab banyak sektor dalam skala regional hingga global yang kolaps. Akibatnya banyak usaha yang terdampak dan tak bisa melakukan apa-apa, sehingga bertahan agar tidak tumbang dalam sebuah negara menjadi pilihan yang tepat.

"Tetapi sektor pertanian merupakan sektor yang eksis pada krisis apapun. Itu tandanya pertanian menjadi kekuatan negara. Kenapa? Karena makan tak bisa ditunda, makan tak bisa menunggu hari. kalau begitu ini menjadi pekerjaan yang tidak pernah putus," tutur Syahrul dalam keterangan tertulis, Senin (21/12/2020).

ADVERTISEMENT

Modal Indonesia sebagai Negara Besar

Syahrul juga pernah mengatakan Indonesia adalah negara hebat karena memiliki rakyat dan alamnya yang luar biasa. Hal tersebut menurutnya menjadi modal dasar agar Indonesia tak kalah dari negara lain.

"Modal dasar untuk sebuah negara hebat adalah rakyat dan alam yang luar biasa. Dan itu ada di Indonesia. Artinya apa? Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain. Negara ini negara besar. Bukan rakyat kecil. Kalau begitu pertanian menjadi sangat penting karena berkaitan dengan hajat orang banyak," tutur Syahrul.

Perihal Korupsi

Korupsi masih menjadi sebuah benalu yang kerap ditemukan di Indonesia. Karenanya, Syahrul pernah berpesan membangun kesadaran budaya antikorupsi haruslah dimulai dari diri sendiri dengan menjaga harga diri.

"Membangun kesadaran budaya anti korupsi harus dimulai dari diri sendiri. Jagalah harga diri sehingga mencegah dari tindakan korupsi. Intinya momentum ini harus menjadi bagian dari mengondisikan diri kita dan pejabat publik agar betul-betul standar operasional dan prosedur dari semua kerja yang ada, dan adanya tekad bersama untuk menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela," ujarnya.

Peran Perguruan Tinggi

Syahrul Yasin Limpo juga pernah berbicara terkait peran perguruan tinggi untuk menjaga ketahanan pangan. Ia pun berkata teori-teori yang diajarkan di perguruan tinggi juga dapat diserap oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) untuk mengembangkan ketahanan pangan.

"Saya berharap mahasiswa mau turun ke lapangan. Konsepnya sudah ada dan kita juga punya ilmunya. Hanya saja perlu dilakukan pendekatan yang tidak biasa. Ini adalah salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia. Saya berharap definisi-definisi serta teori-teori yang diajarkan perguruan tinggi Indonesia, dapat segera diserap oleh BKP (Badan Ketahanan Pangan) untuk dapat mengembangkan ketahanan pangan. Karena ini menyangkut hak hidup masyarakat Indonesia," ungkap Syahrul

Pasar Kuat di Mancanegara

Syahrul mengatakan pertanian di Indonesia mencatatkan peningkatan produksi. Peningkatan ini membuktikan kekuatan pertanian Indonesia yang dapat bersaing di pasar global.

"Adanya peningkatan produksi pertanian itu tandanya membuktikan bahwa kekuatan pertanian kita sangat besar dan menjadi pasar yang kuat di mancanegara. Apalagi komoditi kita di tanam di sebagai negara tropis," tuturnya.

Petani Adalah Pahlawannya Bangsa

Ia juga berbicara soal peran petani dalam usahanya membangun perekonomian Indonesia. Menurut Syahrul, petani adalah pahlawan bangsa.

"Petani menjadi pahlawan yang menyelamatkan perekonomian Indonesia. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada para petani, karena kalian adalah pahlawan penyelamat kehidupan bangsa," tandasnya.

Skill dalam Pertanian

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini juga pernah menuturkan pertanian tidak membutuhkan sebuah skill khusus, tapi ada 2 hal yang dibutuhkan dalam memulai sebuah pertanian yaitu tekad dan kemauan.

"Pertanian itu memang tidak membutuhkan skill khusus, tapi yang dibutuhkan adalah tekad dan kemauan. Jadi mau insinyur, sarjana kedokteran, sarjana hukum atau apapun itu, sebenarnya terbuka untuk menjadi petani-petani atau kelompok bisnis tani yang ada," pungkasnya.

Sebagai informasi, sebelum ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi seorang Menteri, Syahrul merupakan sosok yang malang melintang di dunia pemerintahan. Tercatat, ia pernah menjadi Lurah, Camat, Wakil Bupati, Bupati, Wakil Gubernur dan Gubernur Sulsel dua periode.

(mul/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads