AS Diprediksi Mau Naikkan Tarif Produk Vietnam

AS Diprediksi Mau Naikkan Tarif Produk Vietnam

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 21 Des 2020 23:32 WIB
President Donald Trump listens during an event on Operation Warp Speed in the Rose Garden of the White House, Friday, Nov. 13, 2020, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Foto: AP/Evan Vucci: Presiden AS Donald Trump
Jakarta -

Sebelum cabut dari Gedung Putih Januari 2021, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diprediksi menaikkan tarif barang-barang impor asal Vietnam . Perusahaan AS yang mengimpor barang dari Vietnam harus bersiap diri untuk tarif yang kabarnya bakal naik signifikan itu.

Kenaikan Tarif ini mau diterapkan lantaran pemerintah AS curiga Vietnam memanipulasi nilai mata uang mereka. Alhasil, nilai mata uang Vietnam tetap rendah dan akhirnya menyebabkan kerugian bagi perdagangan AS.

Pemerintah AS pun melakukan penyelidikan, berdasarkan pada Undang-Undang Perdagangan AS. Penyelidikan dimulai usai Departemen Keuangan AS menilai Vietnam telah memanipulasi mata uangnya. Kecurigaan muncul dari satu kasus yang melibatkan ekspor ban kendaraan ringan pada Agustus lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Targetnya, hasil penyelidikan itu akan dipublikasikan pada 7 Januari 2021 mendatang.

"Adalah bijaksana untuk merencanakan sekarang terkait menyelesaikan proses Bagian 301 karena terutama dengan penunjukan Departemen Keuangan AS, sangat mungkin bahwa Amerika Serikat akan memberlakukan semacam pembalasan terhadap Vietnam," kata Deborah Elms, direktur eksekutif dari Asian Trade Center yang berbasis di Singapura dikutip dari Reuters, Senin (21/12/2020).

ADVERTISEMENT

Perusahaan AS sepanjang tahun ini tercatat telah mengimpor barang dari Vietnam hingga senilai US$ 65 miliar. Lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor tahun sebelumnya yang mencapai US$ 66,6 miliar. Tarif tersebut, jika jadi diterapkan, dapat mempengaruhi nilai perdagangan lebih dari US$ 400 miliar di sektor pakaian dan alas kaki, furnitur, elektronik, dan barang rumah tangga.

"Akan ada konsekuensi ekonomi," tambah Deborah.

Washington telah menganggap Hanoi sebagai mitra keamanan dan ekonomi strategis di Asia Tenggara, termasuk selama pemerintahan Trump. Akan tetapi kebijakan tarif ini akan menciptakan kemunduran bagi hubungan mesra kedua negara tersebut.

(hns/hns)

Hide Ads