Pengusaha penyewa toko di mal alias tenant merasakan kebijakan pembatasan operasional mal di Jakarta membebani mereka. Kebijakan itu disebut membuat pendapatan mereka berkurang.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan kebijakan ini membuat karyawan yang bekerja di mal juga ikut terimbas. Dia mengatakan ada beberapa karyawan yang terpaksa dirumahkan.
Dia menjelaskan hal itu terjadi karena pemberlakuan long shift saat mal terpaksa harus tutup pukul 19.00. Karyawan yang mendapatkan shift sore di mal yang biasa mulai pukul 16.00 terpaksa dirumahkan. Untuk itu, gajinya pun mengalami pemotongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya karena shift ini jadi masalah karyawannya, kita kebanyakan jadinya main long shift, shift pertama kan sampe jam 4 jam 5. Kita bikin long shift ke jam 7," ujar Budihardjo kepada detikcom, Jumat (25/12/2020).
"Sisanya banyak yang dirumahkan, kita cut sedikit lah gajinya mereka yang kena dirumahkan," katanya.
Budihardjo juga mengatakan beberapa mal lainnya tetap mempertahankan dua shift yang biasa digunakan. Itu pun ujungnya menjadi beban bagi pengusaha.
"Kami ada juga yang tetap dua shift itu pun membuat beban juga buat kita," kata Budihardjo.
Itu baru karyawan, Budihardjo juga mengatakan pihaknya merasakan tidak bisa maksimal mendulang pendapatan di momen libur natal dan tahun baru.
Budihardjo mengatakan pada momen nataru di tengah pembatasan operasional ini dia memprediksi target pendapatan yang ditetapkan saat libur nataru hanya mencapai 70% dari target. Padahal, di tahun sebelumnya bisa mencapai 90% dari target.
"Saya belum bisa kasih angka. Cuma kalau untuk dapatkan pemasukan aja nggak maksimal mungkin cuma 60-70% dari target yang kita tetapkan di masa nataru. Biasanya 90% aja terkejar," ungkap Budihardjo.