Libur Nataru Batal Jadi 'Juru Selamat', Bisnis Hotel Tetap Babak Belur

Libur Nataru Batal Jadi 'Juru Selamat', Bisnis Hotel Tetap Babak Belur

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 27 Des 2020 13:54 WIB
Wisatawan domestik menggunakan masker saat liburan Idul Adha 1441H di masa Adaptasi Kebiasaan Baru tahap II di obyek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Sabtu (1/8/2020). Obyek wisata tersebut mulai dikunjungi wisatawan dari luar Pulau Bali dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 meskipun jumlahnya masih sedikit. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Jakarta -

Akhir tahun biasanya memberi berkah bagi bisnis perhotelan karena banyak wisatawan yang jalan-jalan dan berbondong-bondong menggunakan jasa penginapan. Sayangnya itu tak dirasakan kali ini. Sebab, pandemi virus Corona (COVID-19) dan kebijakan pemerintah terkait itu membuat jumlah wisawatan turun drastis.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan omzet perhotelan pada libur Natal kali ini jeblok 50%.

"Nah, otomatis kalau di-compare (membandingkan Natal 2020 dan 2019) ya minus-nya cukup banyak, lebih dari 50%, di atas 50% karena dibandingkan kondisi reguler saja kita masih drop," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (27/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan pada waktu reguler atau di luar masa liburan, okupansi hotel saja anjlok sekitar 22% dibandingkan kondisi tahun sebelumnya.

Sementara jika membandingkan tingkat okupansi di hari Natal, pada tahun ini rata-rata paling mentok hanya 60%, sementara tahun lalu adalah 80%.

ADVERTISEMENT

"Kalau rata-rata ya kita bicaranya 80% (okupansi saat Natal) 2019. Tahun ini kalau di Natal ini rata-rata (okupansi) 50-60% saja sudah syukur. Tapi khusus Natalnya saja ya, kalau digabung dalam satu bulan nggak ketemu (angka) itu," sebutnya.

Selain dari sisi okupansi, penurunan tajam juga terjadi dari segi rata-rata harga kamar atau average room rate, yang mana pada Natal tahun ini anjlok 50%.

Perlu diketahui bahwa kamar hotel dibanderol menggunakan dynamic pricing. Sederhananya, tarif kamar hotel dipengaruhi oleh perubahan supply and demand (penawaran dan permintaan). Dengan kata lain ketika permintaan rendah maka tarif akan lebih murah.

"Belum lagi kita bicaranya average room rate-nya kan, itu turunnya juga cukup drastis kalau kita compare year on year untuk khusus Natal saja kan lebih dari 50% drop-nya itu. Biasanya kalau hotel itu kan menganut dynamic price," tambahnya.

(toy/zlf)

Hide Ads