3 Rencana Rombak Habis-habisan Kawasan Puncak

3 Rencana Rombak Habis-habisan Kawasan Puncak

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 29 Des 2020 20:30 WIB
Prediksi puncak arus mudik pada H-3 sepertinya terbukti. Hari ini, Jumat (25/7/2014), kepadatan lalu lintas terjadi di Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah sudah menyiapkan berbagai rencana untuk merombak habis-habisan kawasan Puncak, Bogor agar tak lagi macet. Jalur keluar masuk kawasan ini memang sejak lama kerap macet terutama saat akhir pekan atau libur dan cuti nasional seperti sekarang ini.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama dengan pemda setempat mengaku telah menyiapkan beberapa solusi untuk permasalahan tersebut.

"Skenario penanganan kemacetan puncak memang tidak hanya dari sektor transportasi, kami dari Kemenhub akan coba cari solusi dari aspek transportasi yang dibagi jangka pendek menengah dan panjang," ujar Kepala BPTJ, Polana B Pramesti dalam sebuah Webinar, Selasa (29/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 3 rencana perombakan kawasan Puncak:

1. Jangka Pendek

Untuk jangka pendek, pihak BPTJ akan menerapkan sistem layanan buy the services (BTS) hingga layanan bus bersubsidi. Selain itu, sejumlah fasilitas pendukung, seperti halte, Park&Ride, dan jembatan penyeberangan orang, akan dibangun di kawasan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Jangka pendeknya yang akan dilakukan segera adalah menyediakan subsidi buy the service, tentunya dengan adanya layanan bus ke wilayah puncak, maka butuh fasilitas pendukung, misal halte, park and ride, atau jembatan penyeberangan untuk orang berpindah dari arah satu ke arah yang lain, dan tentu meningkatkan kinerja lalu lintas," paparnya.

Park&Ride yang dimaksud adalah seperti lahan parkir. Mekanisme penggunanya adalah setiap pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dari Jakarta akan berhenti di Park & Ride Cibinon (sebagian lahannya dari Summerecon). Di sana, penumpang akan berpindah ke bus angkutan massal menuju tujuan kawasan di Puncak (Taman Safari, Matahari atau Cimori, Hotel, dll).

Lalu, untuk kendaraan dari Cianjur akan berhenti di Park&Ride Cisarua. Di sana, penumpang akan berpindah ke bus angkutan massal menuju tujuan kawasan di Puncak dan Ciawi (Taman Safari, Matahari atau Cimori, Hotel, dll). Untuk tarif berpindah kendaraan ini rencananya akan disubsidi oleh Pemkab. Bogor.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

2. Jangka Menengah

Untuk jangka menengah, BPTJ akan melanjutkan layanan buy the services jika terbukti efektif. Fasilitas transit-oriented development (TOD) hingga jalur alternatif juga akan dibangun menunjang layanan tersebut.

"Kemudian yang penting juga sudah disampaikan oleh pemda kabupaten, kita perlu membangun suatu fasilitas di mana masyarakat nyaman untuk beralih moda, dengan membangun TOD yang tadi sudah disampaikan kabupaten di Cibanon dan kami sudah akan melakukan pembicaraan lebih detil dengan pihak pemilik untuk merealisasikan fasilitas ini," imbuhnya.

3. Jangka Panjang

Untuk jangka panjang, BPTJ akan membangun transportasi umum berbasis rel. Dia menyebut perlu kajian lebih mendalam apakah kereta gantung atau autonomus rapid transit (ART) yang akan dibangun di kawasan Puncak.

"Jangka panjang tentunya lanjutan program BTS, park and ride, dan yang terakhir barang kali penting jadi program pemda, yaitu pembangunan transportasi umum berbasis rel, entah kereta gantung, ada juga tadi wacana Pak Menhub menggunakan ART, dan nanti akan kita kaji apa sih yang tepat transportasi berbasis rel yang digunakan di Kabupaten Bogor," timpalnya.

Khusus untuk kereta gantung di kawasan Puncak, rencananya lintasan kereta ini akan dibangun sepanjang 18 km dari Gadog- Puncak Pas. Untuk stasiunnya akan dibuat terhubung dengan kawasan-kawasan wisata di Puncak.

Estimasi biaya pembangunan proyek kereta gantung 1 km saja dapat menghabiskan biaya Rp 42 miliar sehingga untuk membangun sepanjang 18 km dibutuhkan dana sebesar Rp 756 miliar.

(dna/dna)

Hide Ads