Pesona Topi Burung Ruai Khas Dayak, Harganya Bisa Sampai Rp 20 Juta

Pesona Topi Burung Ruai Khas Dayak, Harganya Bisa Sampai Rp 20 Juta

Yudistira Imandiar - detikFinance
Kamis, 31 Des 2020 17:45 WIB
tapalbatasbadau
Pesona Topi Burung Ruai Khas Dayak, Harganya Bisa Sampai Rp 20 Juta (Foto: Yudistira Imandiar/detikcom)
Jakarta -

Topi burung ruai menjadi salah satu item penting dalam pakaian adat Suku Dayak di Kalimantan. Topi ini berbentuk seperti mahkota yang dihiasi helaian bulu burung ruai.

Di adat Dayak, topi burung ruai merupakan simbol yang digunakan kalangan raja. Orang biasa di zaman dahulu tidak diperkenankan mengenakan topi tersebut. Topi burung ruai biasa dipakai dalam acara-acara besar adat.

Burung ruai atau juga dikenal dengan nama kuau besar melambangkan keindahan dan keelokan. Burung endemik Kalimantan Barat ini juga menjadi penggambaran kelincahan nenek moyang Suku Dayak dalam menjaga alamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sanggar miliknya, Fransiska Triana menyimpan pakaian adat Dayak lengkap dengan aksesorinya, termasuk burung ruai. Warga Desa Kedamin Darat, Putussibau, Kalimantan Barat ini menjelaskan burung ruai sudah sulit untuk didapatkan. Hal itu membuatnya kesulitan dalam membuat topi khas Dayak tersebut.

"Kebanyakan (burung ruai) diambil dari hulu sungai (Kapuas) di daerah-daerah pelosok. Itu pun nggak boleh sembarangan ambilnya, karena sudah dilindungi. Biasanya yang diambil bulunya itu burungnya sakit mati di jalan," terang Fransiska saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Mengingat sulitnya mendapatkan bahan baku utama, yakni bulu burung ruai, Fransiska mematok harga cukup mahal untuk pembuatan satu topi. Proses pembuatannya pun memakan waktu lama, karena harus mencari dulu bulu ruai yang bisa digunakan.

Saat ada pesanan, Fransiska akan menghubungi rekanan yang biasa menyediakan bulu ruai. Namun, jika bulu ruai tidak tersedia di rekanan, Fransiska akan mencari sendiri ke tempat lain.

"Ya kisaran itu lah 15-20 juta (rupiah). Harga itu tergantung dari panjang bulu, corak, dan usia burung. Kan semakin tua usianya bulunya semakin panjang," urai Fransiska.

"Pembuatan paling 2 hari, tapi cari bulunya itu kan susah. Bisa lah sampai sebulan," ungkap dia.

tapalbatasbadauPesona Topi Burung Ruai Khas Dayak, Harganya Bisa Sampai Rp 20 Juta Foto: Yudistira Imandiar/detikcom

Kepala Desa Kedamin Darat ini mengatakan pesanan topi burung ruai biasanya datang dari sanggar-sanggar yang menyediakan pakaian adat khas Dayak serta para kolektor. Untuk pemasaran, ia baru merambah daerah Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur.

"Ada yang pesan dari Jakarta, tapi kami nggak berani kirimnya takut di urusan perizinan," jelas Fransiska.

Topi burung ruai juga dilengkapi dengan beberapa ornamen lain, seperti taring babi, duri landak, hingga tengkorak kera. Namun, tengkorak kera tidak boleh digunakan oleh sembarangan orang, sehingga jika ada pesanan topi burung ruai, Fransiska tidak memasangkan tengkorak kera.

"Gak boleh itu sembarangan orang pakai tengkorak kera. Bisa kesurupan atau sakit," sebut Fransiska.

Saat ini sanggar milik Fransiska memiliki stok delapan unit topi burung ruai. Tapi ia enggan menjual topi yang sudah ada, karena ingin mengembangkan sanggar miliknya dulu .

"Kalau ada pesanan yang lebih baik kita buat yang baru. Kalau yang sudah ada tidak dijual," ungkapnya.

Fransiska terus berusaha mengembangkan sanggar miliknya untuk memperkenalkan budaya Dayak kepada lebih banyak orang. Ia pun mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dari BRI untuk memenuhi kebutuhan sanggarnya, seperti melengkapi koleksi pakaian adat di sanggar serta membeli alat musik. Selain menyewakan pakaian adat, Fransiska juga berbisnis baju-baju bekas untuk dijual di Putussibau.

"Sedikit banyak terbantu lah untuk sanggar saya. Uangnya untuk membeli baju-baju bekas, karena kan warga sini butuh baju-baju berharga terjangkau. Selain itu juga kami belikan alat musik, untuk keperluan sanggar. Kebetulan dapat yang harga terjangkau, jadi langsung diambil," urai Fransiska.

Di ulang tahun yang ke-125 pada tahun ini, BRI hadir di perbatasan dengan tema BRILian memudahkan masyarakat melakukan transaksi perbankan, termasuk bagi masyarakat Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. BRI juga menghadirkan KUR hingga menyalurkan BPUM untuk membantu UMKM sekitar.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.




(akn/hns)

Hide Ads