Perajin tahu di Kampung Purwogondo Kartasuro Sukoharjo mogok produksi gara-gara mahalnya harga bahan kedelai. Mogok dilakukan mulai Senin (04/01/2021) selama satu hari, semua perajin memilih tutup dan tidak beroperasi.
"Ini perajin tahu di Kartasuro mogok kerja, karena berat dengan harga kedelai dari semula Rp 7 ribu menjadi Rp 9.200. Ini jelas sangat memberatkan," ujar Agung Wijayanto (43), salah seorang perajin tahu di Kartasuro ditemui di rumahnya, yang juga lokasi produksi, Senin (4/1/2021)
"Menaikkan harga tahu di pasaran jelas tidak mungkin, pelanggan bisa lari semua. Karena para pembeli lebih baik tidak beli daripada harga tahu mahal", sambung Agung
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung menyebutkan ada 70 perajin tahu yang setiap harinya mengalami kerugian terus menerus sejak seminggu terakhir. Berharap pemerintah ikut turun tangan agar harga kedelai bisa diturunkan menjadi sedia kala.
Senada, perajin tahu lainnya Andhika (31) mengatakan satu bulanan yang lalu harga kedelai terus merangkak naik terus. Sehari biasanya menghabiskan sekitar 1 kwintal pembelian kedelai sekitar Rp 680 ribu, namun sekarang perajin harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 920 ribu.
"Tentu kekurangan Rp 200an ribu adalah cara kami bertahan dengan menanggung kerugian setiap harinya. Untungnya kami cuma sedikit mau dinaikan tidak bisa" jelasnya.
Menurut Andhika jika harga jual tahu dinaikkan pelanggan sudah pasti teriak. Oleh sebab itu, perajin memilih mogok supaya pemerintah perhatian harga kedelai mahal.
Sedikit beruntung Suwardi (57) terhitung pengrajin lama, mengaku hanya cukup untuk bertahan sebulan belakangan. Kondisi ini lebih parah dari tahun yang lalu.
"Kalau kerugian belum hanya bertahan saja, istilahnya kulakan (modal jualan) 50 dapatnya ya 50. Yang penting bisa jalan dulu saat ini", tambahnya. Dirinya hanya bisa berharap harga kedelai kembali normal dan pengrajin kembali bisa produksi normal lagi.
Pantauan di pusat perajin tahu Senin (04/01/2021) pagi seluruh perajin berhenti beroperasi. Beberapa lapak pedagang ditutup dan tidak ada aktivitas jual beli sebagaimana biasanya.