Perempuan Indonesia dinilai berpartisipasi tinggi dalam perekonomian nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan para perempuan Indonesia merupakan investor paling besar dalam surat utang negara.
"Kalau APBN kita penerimaan turun belanja naik, saya utang ke siapa? Ke para ibu-ibu," kata Sri Mulyani dalam webinar, Senin (4/1/2020).
Menurut dia ini tercermin dari demografi investor ritel surat berharga negara yang mencapai 55,8% merupakan perempuan. Kemudian obligasi ritel Indonesia (ORI) 58% merupakan perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perempuan mampu dan mengerti menempatkan uang di instrumen investasi yang baik. Meskipun di bursa masih lebih rendah, tapi surat berharga mereka kreditor saya," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan ibu-ibu bisa menanyakan uang APBN yang dikelola pemerintah untuk apa saja. "Ibu boleh tanya, karena ibu adalah investor, ibu pemegang surat utang negara, pembayar pajak dan ibu berkontribusi luar biasa untuk perekonomian bangsa," jelas dia.
Dia menyampaikan perempuan juga mendominasi dari nominal jumlah surat utang yang dibeli. Perempuan mencapai 51,89% sedangkan laki-laku hanya 48,11%.
Menurut dia dengan kondisi ini perempuan mampu mengalokasikan uang dengan tepat. Diharapkan perempuan bisa berperan serta untuk kebangkitan perekonomian nasional.
"Survei internasional menyatakan, suatu negara bisa membentuk gender equality lebih baik dan dampaknya tidak hanya baik untuk negara tapi juga perekonomian," jelas Sri Mulyani.