Pengusaha Keluhkan PSBB Anies, Singgung 1.400 Restoran Bisa Tutup

Pengusaha Keluhkan PSBB Anies, Singgung 1.400 Restoran Bisa Tutup

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Minggu, 10 Jan 2021 08:02 WIB
Jakarta kembali menerapkan PSBB Transisi di tengah pandemi COVID-19. Sejumlah tempat makan pun kembali menerima pengunjung untuk makan di tempat.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Penerapan PSBB ketat yang diterapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai 11-25 Januari 2021 dikeluhkan pengusaha restoran. Menurut pengusaha, kalau PSBB ketat dilakukan lebih baik restoran ditutup daripada dibuka dengan beragam pembatasan.

Pasalnya, pembatasan dine in hanya 25% plus waktu operasional yang cuma sampai pukul 19.00 WIB membuat pendapatan pengusaha restoran hanya mencapai 15-20%.

Sementara itu untuk operasional sehari-hari, restoran membutuhkan banyak biaya, mulai dari listrik hingga gaji karyawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya kira, teman-teman (pengusaha restoran) ini ya, kita malah milihnya lebih baik tutup aja sekalian, kalau buka terbatas pendapatan cuma 15-20% aja dari normal. Uang sewa tempat aja butuh 30% dari pendapatan harian. Belum lagi listrik, gaji karyawan, dan lain-lain," ujar Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran Emil Arifin kepada detikcom, Sabtu (9/1/2021).

"Mending tutup, ini kapasitas 50% juga udah rugi, ini lagi diturunkan," katanya.

ADVERTISEMENT

Masalah bukan cuma datang dari timpangnya pendapatan dan biaya operasional saja. Emil menilai kebijakan PSBB terkait kapasitas kantor juga membuat pelanggannya, yang kebanyakan orang kantoran juga berkurang.

Belum lagi jam operasional cuma boleh hingga pukul 19.00 WIB, padahal itu adalah jam-jam makan malam. Emil bilang tanpa dibatasi pun restoran sudah jelas akan kosong, makanya banyak pengusaha memilih tutup saja.

"Lagipula ini ya siangnya kan orang kantor WFH juga, malam ditutup. Nggak usah dibatasin aja udah otomatis kosong itu," ujar Emil.

"Restoran kan income-nya siang dan malam, siang saja sampai 50-55%, nah kalau siang customernya nggak ada, malam nggak boleh buka nggak usah dibatasi otomatis kosong," lanjutnya.

Emil mengatakan ribuan restoran akan mengalami penutupan. Berapa jumlahnya?

Dia mengatakan dari catatan pihaknya, hingga November 2020 saja sudah ada 1.030 restoran tutup. Saat pembatasan operasional berlaku kemungkinan jumlah restoran tutup akan melonjak hingga 1.400.

"Saya kira terakhir aja ya itu ada 1.030 (restoran) yang tutup pada November 2020, dengan pembatasan sekarang ini mungkin bertambah 1.300-1.400 mah ada," ujar Emil.

Menurut Emil penutupan restoran itu bisa saja berlangsung permanen. Apalagi kalau kondisi seperti terus berlangsung.

"Ada beberapa ini bisa jadi permanen juga tutupnya. Jadi tutup sementara kalau nggak ada kejelasan abis juga lah mereka uangnya kan," ungkap Emil.

Adapun PSBB ketat akan diberlakukan di Jakarta mulai 11-25 Januari 2020. Restoran tak luput dari pembatasan, fasilitas dine in alias makan di tempat cuma boleh 25%, operasionalnya pun cuma sampai pukul 19.00 WIB.

Pemprov DKI Jakarta meminta para restoran untuk memaksimalkan pemesanan take away. Restoran pun boleh membuka pesanan take away selama 24 jam.


Hide Ads